Soloraya
Sabtu, 18 Februari 2012 - 19:49 WIB

MONUMEN GESANG: Tanda Balas Budi, Wavin Dirikan Monumen Gesang

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MONUMEN TIRTA GESANG -- Penyanyi legendaris Solo yang juga murid Gesang, Waldjinah, mencoba keran air di Monumen Tirta Gesang seusai peresmian monumen yang diprakarsai produsen pipa Wavin tersebut, Sabtu (18/2/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

MONUMEN TIRTA GESANG -- Penyanyi legendaris Solo yang juga murid Gesang, Waldjinah, mencoba keran air di Monumen Tirta Gesang seusai peresmian monumen yang diprakarsai produsen pipa Wavin tersebut, Sabtu (18/2/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

SUKOHARJO – Banyak cara untuk mengenang jasa seseorang, apalagi jika terkait dengan upaya membalas budi. Salah satunya yang dilakukan produsen pipa PVC Wavin, yang membangun Monumen Tirta Gesang di kompleks makam almarhum maestro keroncong Indonesia, Gesang Martohartono di Pracimalaya, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Advertisement

Pembangunan monumen itu sebagai balas jasa Wavin yang mengutip sepenggal syair Bengawan Solo untuk iklan perusahaan tersebut. Monumen itu diresmikan, Sabtu (18/2/2012). “Monumen ini kami maksudkan untuk menghormati dan rasa syukur kami kepada Pak Gesang. Semoga hal ini mampu meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan hidup warga. Karena di sini masyarakat bisa memanfaatkan saluran yang ada untuk wudu, cuci tangan dan sebagainya setelah berziarah ke makam,” terang Direktur Wavin, Petrus Susanto dalam sambutannya.

Sementara itu General Manager PT Wavindatajaya, Putra Wijaya menambahkan pembangunan monumen itu sebagai balas jasa kepada almarhum Pak Gesang. Karena penggubah lagu Bengawan Solo yang kondang di seantero dunia itu dinilai sebagai sosok yang rendah hati.

Menurut dia sosok pencipta dan penyanyi keroncong asal Solo yang meninggal 20 Mei 2010 itu sudah tak asing lagi. Karena pihaknya mengaku telah menjalin silaturakhmi dengan almarhum Gesang sejak tahun 1990-an. Ketika itu, kata Putra, Wavin yang memroduksi pipa meminta izin menggunakan penggalan kalimat lagu Bengawan Solo untuk keperluan promosi produknya. Dari situlah dia mengaku tahu pribadi Gesang yang baik dan rendah hati tersebut.

Advertisement

“Ketika itu Pak Gesang mengatakan kok ndadak izin segala, wong yang memakai lagu secara utuh saja ada yang tidak usah izin kok,” ujar Putra menirukan jawaban Gesang ketika hendak menggunakan sepenggal kalimat lagu Bengawan Solo yakni, “air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut.” Karena itu, papar dia, sebagai ungkapan terima kasih pihaknya membangun monumen yang bisa berfungsi sosial ini. “Kami berharap monumen ini bisa dimanfaatkan banyak orang,” terang Putra.

Sementara itu Waljinah berharap agar monumen yang telah dibangun dipelihara dengan baik. Dengan demikian bisa untuk pengingat jasa-jasa Pak Gesang. Bagi saya Pak Gesang sudah bagaikan ayah sendiri. Karena sejak kecil saya sudah mengenal Beliau dan saya juga banyak menyanyikan lagu-lagu ciptaan beliau,” terang dia.

Pada bagian lain Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pemuda, Pariwisata, Olahraga dan Kebudayaan Sukoharjo, Sarsito mengucapkan terima kasih atas dibangunnya monumen itu. “Semoga monumen ini dapat menggugah semangat generasi muda terus berkarya menumbuhkembangkan lagu-lagu keroncong. Karena irama lagu ini lemah lembut seingga dapat memengaruhi jiwa manusia untuk berperilaku santun dan lembah lembut,” tandas dia.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/Iskandar

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif