Lifestyle
Rabu, 15 Februari 2012 - 13:14 WIB

NADA DERING PONSEL Pengaruhi Keparahan Gangguan Fungsi Otak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dok Thinkstock)

Ilustrasi (dok Thinkstock)

JAKARTA–Apapun nada deringnya, ponsel yang tiba-tiba berbunyi di tengah rapat atau perkuliahan pasti mengganggu fungsi otak dalam mengingat dan memusatkan perhatian. Namun jenis nada dering yang dipakai turut menentukan tingkat keparahannya.

Advertisement

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Enviromental Psychology mengungkap, dering ponsel tidak cuma bisa mengalihkan perhatian. Bunyinya yang menyebalkan itu juga membuat orang makin sulit mengingat apa yang sedang dikerjakannya saat itu.

Efek mendengar nada dering ponsel memang hanya bersifat sementara, lalu akan pulih kembali beberapa saat kemudian. Namun kecepatan untuk pulih kembali ke fungsi otak yang normal berbeda-beda, tergantung jenis nada dering yang digunakan pada ponsel.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan dari Washington University menguji efek beberapa jenis nada dering yang dikelompokkan menjadi 2 kategori. Keduanya meliputi nada dering generik atau bawaan dari pabrik, serta nada dering yang mudah dikenali karena berasal dari lagu terkenal.

Advertisement

Saat diperdengarkan pada sekelompok mahasiswa yang diminta mengerjakan uji ketangkasan dengan komputer, kemampuan para mahasiswa tampak melambat saat diperdengarkan kedua jenis dering ponsel. Namun ketangkasannya kembali normal dalam waktu lebih cepat ketika mendengar nada dering generik dibanding nada dering lagu populer.

Dalam eskperimen berikutnya, para peneliti masuk ke sebuah kelas perkuliahan bersama pada mahasiswa dan seorang profesor yang mengajar di depan. Ketika peneliti membuarkan ponselnya berdering, kemampuan mahasiswa untuk mengingat materi kuliah turun 25 persen dibandingkan jika suasana kelasnya bebas dering ponsel.

“Dering ponsel benar-benar bisa membuat otak bekerja dengan lebih lambat. Efeknya hanya bersifat jangka pendek, namun cukup mengganggu jika harus mendengarnya berkali-kali saat mengikuti rapat dalam waktu lama,” kata Jill Shelton, PhD yang memimpin penelitian ini seperti dikutip dari MSNBC, (15/2/2012).

Advertisement

detik.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif