Soloraya
Minggu, 12 Februari 2012 - 21:54 WIB

Aktivitas PERTAMBANGAN Di PURWOHARJO Resahkan Warga

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI–Bibit, 40, seorang warga di Dusun Ngijo, Desa Purwoharjo, pada awal Januari lalu sempat tertimpa reruntuhan tebing di belakang rumahnya akibat aktivitas pertambangan. Tebing yang runtuh itu berada dekat sebuah lubang tambang yang dibuat PT Bara Petro Sakti (BPS).

Bibit mengatakan, longsor yang terjadi saat itu membuatnya trauma. Bahkan, hingga Minggu (12/2/2012), ia belum berani menggunakan rumahnya untuk tidur. “Baru tadi (Minggu-red) saya memakai dapur untuk memasak. Kalau malam, saya mengungsi ke rumah adik saya,” ungkapnya.

Advertisement

Aktivitas penambangan itu terjadi sekitar bulan puasa yang lalu. “Yang ditambang memang bukan pekarangan saya, tetapi di pekarangan yang berbatasan dengan tanah saya. Waktu ada pengeboran, tanahnya bergetar. Saat itu saya khawatir terjadi longsor dan ternyata memang benar terjadi. Saat itu, saya memang diberi bantuan Rp2,5 juta. Tetapi ya tidak cukup,” imbuhnya.

Ia mengatakan tidak berani menegur para penambang yang menurut dia berasal dari Tirtomoyo itu. Ia juga merasa tidak pernah mendapat sosialisasi dari pihak penambang. Tak jauh dari rumah Bibit, ada satu lubang tambang yang dibuat perusahaan pertambangan itu.

Lubang itu memang tidak memicu tanah longsor, tetapi keberadaannya meresahkan warga. Lubang  yang berukuran 1,5 meter persegi yang ditutup dengan papan kayu itu dibuat hanya sekitar 1,5 meter dari emper rumah warga. Tanah yang dilubangi tersebut juga merupakan jalan kampung yang setiap hari dilalui warga.

Advertisement

Kepala Desa Purwoharjo, Kusgiyanto, membenarkan jika saat ini warga merasa resah karena aktivitas penambangan itu. Ia juga membenarkan jika aktivitas dari PT BPS itu belum disosialisasikan ke warga.

“Siapapun pasti akan khawatir dan resah jika halaman rumahnya tiba-tiba dilubangi untuk tambang. Padahal, tanah itu ada sertifikat hak miliknya. Saya sudah mengingatkan dan meminta lubang tambang di halaman rumah warga itu ditutup dan sementara ini sudah ditutup dengan kayu,” jelasnya, Minggu.

Sementara itu, perwakilan PT BPS, Tekat, mengatakan pihaknya memang belum melakukan sosialisasi di Purwoharjo karena upaya itu sempat ditolak pemerintah desa setempat. Ia menambahkan, pengeboran yang dilakukan saat ini untuk mengambil sampel mineral.
Terkait pembuatan lubang tambang di dekat rumah warga, ia mengatakan telah membayar tanah itu dengan sistem sewa. “Kami telah menyewa tanah itu dari pemilik. Pekan depan, kami akan melakukan sosialisasi ke lokasi bersama Pemkab,” terangnya saat dihubungi wartawan, Minggu.

Advertisement

(JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif