Sport
Kamis, 2 Februari 2012 - 11:06 WIB

RUSUH SEPAKBOLA MESIR: Suporter Serbu Lapangan, 74 Tewas, 1.000 Cedera

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PENANGKAPAN -- Seorang tersangka pelaku kerusuhan yang juga mengalami cedera ditangkap polisi. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

EVAKUASI -- Polisi antihuru-hara melindungi para pemain Al Ahli Kairo yang kabur dari lapangan karena dikejar fans tuan rumah, Al Masry, dalam kerusuhan yang pecah seusai pertandingan di Port Said, Mesir, Rabu (1/2/2012) malam waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

PORT SAID – Setidaknya 74 orang tewas dan sekitar 1.000 orang lainnya terluka saat kerusuhan pecah di akhir pertandingan sepakbola di Port Said, Mesir, Rabu (1/2/2012) malam waktu setempat. Insiden ini langsung memicu aneka kecaman keras bagi pemerintah yang dinilai belum berhasil menciptakan stabilitras keamanan pascakeruntuhan rezim Hosni Mubarak setahun silam.
Advertisement

Kerusuhan pecah saat wasit baru saja meniup peluit tanda usainya pertandingan antara klub terbaik Mesir, Al-Ahli melawan klub tuan rumah, Al Masry. Meski tim tuan rumah menang 3-1, suporter setempat yang memang selama ini bermusuhan dengan tim tamu menyerbu masuk ke lapangan dan berusaha mengejar para pemain Al Ahli yang terbirit-birit berusaha kabur. Saat suporter tuan rumah dan tim tamu bentrok, para penonton lain yang panik berebutan mencoba keluar dari stadion dan memicu kekacauan lain. Korban terbesar muncul dari kepanikan ini di mana orang yang jatuh tersandung lantas terinjak-injak orang lain. Banyak pula yang tewas atau luka karena jatuh dari ketinggian.

KEBAKARAN -- Penonton mencoba menghindari kebakaran yang terjadi di salah satu sudut stadion saat kerusuhan terjadi. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Advertisement

KEBAKARAN -- Penonton mencoba menghindari kebakaran yang terjadi di salah satu sudut stadion saat kerusuhan terjadi. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

“Saya lihat orang membawa golok atau pisau. Ada yang terkena senjata-senjata itu, ada yang terlempat dari tribun,” papar Usama El Tafahni, seorang wartawan setempat. Kebanyakan suporter Al Ahli adalah orang-orang yang disebut “ultra” atau suporter fanatik yang sangat berpengalaman menghadapi aparat keamanan. Banyak kaum “ultra” ini yang juga berperan besar dalam bentrokan melawan pasukan keamanan saat aksi-aksi unjuk rasa yang mencapai klimaks dengan tergulingnya Presiden Hosni Mubarak.

Semua rumah sakit di kawasan Zona Terusan Suez langsung berada dalam kondisi siaga penuh. Puluhan ambulans bantuan juga dikirimkan ke Port Said dari kota-kota yang bertetangga seperti Ismailia dan Suez. Tayangan langsung TV menunjukkan saat kerusuhan pecah sejumlah personel polisi antihuru-hara mencoba membentengi para pemain Al Ahli dari serangan fans lokal. Namun karena kalah jauh dari segi jumlah aparat terlihat kewalahan sehingga sejumlah pemain sempat terkena pukulan dan tendangan saat dievakuasi.

Advertisement

Presiden FIFA, Sepp Blatter, menyatakan keterkejutannya atas insiden itu. “Ini hari duka untuk sepakbola. Malapetaka seperti itu tak terbayangkan dan seharusnya tak terjadi,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

PENANGKAPAN -- Seorang tersangka pelaku kerusuhan yang juga mengalami cedera ditangkap polisi. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Pemimpin dewan pemerintahan militer Mesir, Marsekal Mohammad Husein Tantawi, menegaskan bahwa insiden ini takkan mengubah rencana pemerintahnya untuk menyerahkan kendali pemerintahan kepada sipil. “Mesir akan tetap stabil. Kami sudah punya rencana untuk mengalihkan kekuasaan kepada sipil. Jika ada yang mencoba menggoyahkan stabilitas mereka takkan berhasil,” tegasnya dalam pernyataan teleponnya kepada stasiun TV Al Ahli.
Advertisement

Sejumlah politisi oposisi dan warga menyalahkan pemerintah yang masih didominasi orang-orang dari era pemerintahan Mubarak sebagai penyebab utama pecahnya insiden ini. “Aparat keamanan paling bertanggung jawab atas musibah ini. Tak ada keamanan sama sekali,” tukas Farouk Ibrahim, 42, seorang pemilik toko yang ikut berkerumun di luar sebuah rumah sakit di Port Said tempat dirawatnya para korban.

“Ada kelompok-kelompok yang menyusup di antara suporter dan mereka ini yang menyulut kerusuhan. Saya juga menonton saat itu dan saya lihat orang-orang ini sama sekali bukan warga sini,” imbuhnya. “Mereka ini preman, seperti para preman yang dipakai Partai Nasional Demokrat saat Pemilu,” katanya pula, merujuk pada partai Hosni Mubarak.

Essam el-Erian, anggota parlemen dari Partai Kemerdekaan dan Keadilan yang diusung kelompok pergerakan Ikhwanul Muslimin menyatakan insiden ini sudah direncanakan dan menjadi peringatan dari sis-sia rezim penguasa. “Mereka ini yang ingin pertumpahan darah terus terjadi,” tegasnya.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka/Rtr

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif