Soloraya
Selasa, 31 Januari 2012 - 06:01 WIB

TARI ANGGUK RODAT, Wujud Pujian Kepada Tuhan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ENI TARI-Sejumlah anggota kesenian tari Angguk Rodat asal Seboto, Ampel tengah unjuk gigi dalam suatu acara beberapa waktu lalu. Kesenian ini menampilkan seni tari yang khas asal Ampel. (FOTO: Istimewa)

ENI TARI-Sejumlah anggota kesenian tari Angguk Rodat asal Seboto, Ampel tengah unjuk gigi dalam suatu acara beberapa waktu lalu. Kesenian ini menampilkan seni tari yang khas asal Ampel. (FOTO: Istimewa)

Tari Angguk Rodat, begitu kesenian asli Dukuh Tempel, Desa Seboto, Kecamatan Ampel ini biasa disebut. Kesenian asli Boyolali ini memiliki keunikan tersendiri.

Advertisement

Keunikan jenis kesenian tari-tarian ini terletak pada penari-penarinya. Mereka menari diiringi paduan suara yang bernyanyi dengan sejumlah alat musik sebagai bunyi-bunyiannya. Para penari menari dengan lincah, pemusik pun tak kalah atraktif dengan memainkan alat musik berupa angklung, rebana dan gendang besar yang disebut jidor.

“Gerak penari lebih dipusatkan pada lengan, tangan dan kepala. Kami meyakini ada sentuhan spiritual dalam tarian berupa gerakan-gerakan itu dibarengi dengan liukan badan. Kami pun melantunkan syair berisi puji-pujian kepada Tuhan dan rasulnya,” tutur Koordinator Kesenian Angguk Rodat Suko Budoyo, Priyono Mubazir saat ditemui wartawan akhir pekan lalu di Ampel.

Priyono pun bercerita para pemain tarian ini selalu mengenakan pecis dilengkapi kacamata hitam. Tari Angguk Rodat berisi lantunan doa-doa bermakna mulia. Pujian itu berupa pitutur ingkang mulyo yaitu sesuai Quran dan hadis yang dikemas dengan menggunakan bahasa Jawa atau disesuaikan dengan istilah Jawa.

Advertisement

Ia juga mengisahkan kesenian ini sudah ada sejak tahun 2006. Angguk Rodat ini memadukan nada-nada yang dihasikan dari alat musik angklung, rebana dan jidor. sehingga tercipta sebuah harmonisasi irama yang dapat dinikmati penonton.

“Kami biasanya tampil pada penyelenggaraan hari-hari besar agama Islam. Namun, kami juga tak jarang tampil untuk acara pernikahan, peresmian maupun acara lainnya,” imbuhnya.

Tokoh masyarakat setempat sekaligus anggota DPRD Boyolali, Dwi Adi Agung Nugroho berharap pemerintah memberikan perhatian lebih untuk kesenian daerah asli Boyolali semacam ini.  Menurutnya, pelaku kesenian hendaknya saling bekerja sama untuk mendongkrak pariwisata daerah.

Advertisement

“Jangan sampai kesenian daerah seperti Angguk Rodat ini hanya berfungsi sebagai tontonan semata. Pemerintah hendaknya bisa mendompleng sektor pariwisata ini dengan saling mendukung para pelaku seni serta pemerintah sendiri,” pungkasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif