Malam harinya, Jon Koplo menatap cermin di kamarnya sambil memandangi kumisnya untuk yang terakhir. Saking besar cintanya kepada Cempluk akhirnya Koplo mengambil cukur rambut dan mulai mengeksekusi kumisnya. Ternyata mencukur kumis memang susah karena pisau siletnya sudah kethul alias kurang tajam, padahal sang kumis sudah kecukur separo. Itu pun Koplo merasa pedih dan gatal karena iritasi. Lalu ia pun memutuskan untuk melanjutkan cukurnya esok pagi. Pikirnya, sekalian beli silet dulu, soalnya malam itu warung sebelah kosnya sudah tutup.
Keesokan harinya, ternyata Koplo bangun kesiangan, padahal pagi itu ada kuliah. Langsung saja ia mandi byar-byur dan dandan sekenanya. bahkan saking kesusu-nya ia tak sempat becermin terlebih dahulu.
Sesampai di kampus, sepanjang parkiran menuju kelasnya Koplo merasa aneh. Mahasiswa-mahasiswi melihatnya sambil cekikikan. Tapi Koplo tetap cuek. Sampai di kelas ternyata kuliah sudah dimulai. Perlahan-lahan Koplo membuka pintu ruang kuliah. Dan apa yang terjadi Saudara-saudara. Begitu wajah Koplo mak pecungul muncul dari balik pintu, Kontan para mahasiswa pada ngguyu ngakak melihat dan menunjuk wajah Koplo. Namun dengan cueknya Koplo malah berteriak lantang, “Ngapain sih pada ketawa? Belum pernah lihat cowok cakep ya?” katanya menghibur diri. Keruan saja para mahasiswa tambah ngakak. “Ngilo sik kana! Deloken rupamu!” teriak mereka.
Merasa penasaran, Koplo segera menuju toilet. Sampai di depan cermin Koplo sendiri juga kaget Badalaaa!!! Ia baru ingat kalau tadi malam nyukur kumisnya belum rampung.
Riski Martha Octavia Budiman, JL. Nusa Indah No 09 Perum Jaten Permai Indah, RT 15/RW XVIII Jaten, Karanganyar.