Soloraya
Sabtu, 21 Januari 2012 - 11:44 WIB

HARGA GABAH: HET Pupuk Naik, Petani Desak Pemerintah Naikkan HPP Gabah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gabah (JIBI/Bisnis/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

SRAGEN – Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sragen mendesak kepada pemerintah agar segera menaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah lantaran harga eceran tertinggi (HET) pupuk juga naik. Bila HPP tidak dinaikan maka petani bakal rugi mengingat harga gabah kering panen (GKP) saat ini hanya Rp2.100/kg.
Advertisement

Penegasan itu disampaikan Ketua KTNA Sragen, Suratno. Menurut dia, ada dua hal yang menjadi sorotan KTNA terkait alokasi pupuk bersubsidi dan produktivitas gabah petani. Dia menerangkan kenaikan HET pupuk bersubsidi, khususnya untuk urea mestinya dibarengi dengan naiknya HPP gabah. HET pupuk urea naik dari harga Rp1.600/kg menjadi Rp1.800/kg. HET tersebut, bagi Suratno, sangat membebani petani mengingat produktivitas petani juga menurun.

Menurut dia, selama ini naiknya harga beras di pasaran yang mencapai Rp9.000/kg yang menikmati bukan petani, melainkan para tengkulak dan pedagang. Mereka memberi gabah ke petani, sambung dia, hanya dengan harga standar, yakni HPP.
“HPP GKP sekarang hampir sama dengan HET pupuk. Bagimana membantu petani bila HPP tidak dinaikan. Selain persoalan itu, kami mempertanyakan kebijakan pemerintah kabupaten (Pemkab) yang ingin mengalihkan penggunaan pupuk ke NPK dan organik. Bila kebijakan demikian, mengapa kuota NPK 2012 justru dikurangi, dari angka 19.820 ton di 2011 menjadi 19.716 ton di tahun ini. Sedangkan kuota organik meningkat tidak signifikan,” tegasnya.

Dia menambahkan kuota pupuk organik 2011 sekitar 7.427 ton menjadi 9.088 ton di 2012. Kenaikan kuota pupuk organik bersubsidi hanya sekitar 1.661 ton. Dia menyatakan mestinya kuota NPK dan organik bersubsidi harus naik secara segnifikan sesuai dengan program pemerintah.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sragen, Haryoto, mengungkapkan biasanya kenaikan HET pupuk bersubsidi dibarengi dengan naiknya HPP. Dia masih menunggu kebijakan pemerintah pusat tentang kenaikan HPP. Namun yang jelas, lanjut dia, kenaikan HET ini bisa tersosialisasikan kepada petani.

JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif