Jelajah
Senin, 9 Januari 2012 - 14:57 WIB

Nostalgia di Waduk Gajah Mungkur

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (HARIAN JOGJA/TRI WAHYU UTAMI)

(HARIAN JOGJA/TRI WAHYU UTAMI)

Pernah berwisata ke Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah? Jika belum tak ada salahnya mampir ke bendungan sungai Bengawan Solo itu. Banyak fasilitas dan kenyamanan disuguhkan, termasuk perahu wisata hingga taman satwa.

Advertisement

Objek wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur ini adalah salah satu destinasi wisata Kabupaten Wonogiri. Terletak 3,5 kilometer selatan Wonogiri. Tidak sulit menemukannya, Anda bisa mengendarai sepeda motor maupun mobil, dari arah Jogja melewati Kabupaten Gunungkidul sekitar 60 kilometer. Pastikan kendaraan bertenaga dan dalam kondisi fit, karena jalan beraspal sebagian besar telah rusak.

Dengan membayar tiket masuk seharga Rp3.100, sudah termasuk asuransi Rp100, Anda bisa menikmati tempat wisata ini sepuasnya pukul 08.00-16.00 WIB. Fasilitas yang disediakan pun dihargai sangat murah, seperti kereta kelinci per orang Rp1.500, kapal wisata Rp6.000, kolam renang Rp2.000.

Masuk kawasan taman satwa, tak perlu bayar lagi. Di sana Anda bisa menyaksikan berbagai jenis satwa seperti burung gagak, gajah, burung cendrawasih, ayam mutiara, kera, landak dan sebagainya. Di hari libur nasional atau Minggu, para pengunjung dapat menaiki gajah berkeliling area waduk dengan membayar tiket Rp3.500 untuk satu kali putaran. Sementara di panggung terbuka kawasan waduk, tiap hari libur selalu digelar campursari menghadirkan penyanyi-penyanyi yang sedang ngetop.

Advertisement

Pengorbanan

Berwisata ke Waduk Gajah Mungkur seakan mengorek kembali sejarah dibangunnya bendungan sungai terpanjang di Jawa Tengah, Bengawan Solo ini. Menurut keterangan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Wisata Waduk Gajah Mungkur, Agus Tri Hari Mulyono, pada 1976 sebanyak 51 desa, kurang lebih 12.157 kepala keluarga terdiri dari 67.157 jiwa terpaksa ‘digusur’ dari tempat kelahirannya.

Mereka bertransmigrasi ke Sitiung, Provinsi Sumatera Barat. Areal enam kecamatan itulah yang akhirnya dibangun Bendungan Serbaguna Wonogiri. Pengorbanan mereka ditandai dengan Patung Bedol Desa tak jauh dari kawasan wisata waduk.

Advertisement

Pada 1980, bendungan mulai beroperasi. Waduk memiliki luas 8.800 hektare dengan panjang waduk 1.452 meter, tinggi waduk 42 meter dan volume 730 juta meter kubik. Waduk yang dikelola Pemerintah Daerah Wonogiri ini mampu mengairi sawah seluas 23.600 hektare di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain itu, memasok air minum di Wonogiri dan menghasilkan listrik sebanyak 12,4 Mega Watt.

Musim awal penghujan seperti sekarang ini, lanjut Agus, debit air turun hingga tiga meter. “Kalau musim penghujan sudah benar-benar datang sekitar bulan Januari sampai Juni, debit air akan stabil lagi,” kata lelaki berusia 54 tahun ini.

Tiap tahun, pemerintah melakukan peremajaan ikan dengan menaburkan ribuan benih ikan. Pengunjung pun bisa memancing gratis di areal ini dengan membawa kail dari rumah. Bersama keluarga liburan ke Waduk Gajah Mungkur kian asyik karena disediakan arena permainan anak.

Agus, menambahkan, jika musim liburan tiba khususnya Lebaran, dalam satu minggu saja jumlah pengunjung mencapai 100.000 orang lebih. Kebanyakan mereka bernostalgia dari kampung barunya Sitiung untuk mengenang tanah kelahirannya.(Wartawan Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif