Soloraya
Senin, 9 Januari 2012 - 13:47 WIB

Konsumsi Pupuk Petani Masih Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemupukan tanaman pertanian. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

BOYOLALI – Serapan pupuk kimia di Kabupaten Boyolali sepanjang kurun waktu 2011 tinggi. Petani masih mengandalkan pupuk kimia untuk mengatasi permasalahan pertanian.
Advertisement

“Kebutuhan akan pupuk ini masih tinggi. Terutama jenis urea ini tahun 2011 sebanyak 29.020 ton. Hingga bulan November 2011 telah diserap 25 ribu ton,” ujar Kasi Produksi Padi, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut), Sugiyarto saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (9/1/2012).

Sugiyarto menjelaskan para petani masih mengandalkan pupuk ini untuk menyuburkan serta mempercepat pertumbuhan tanaman miliknya. Terutama bagi tanaman padi yang penanganannya dianggap susah. Dijelaskan, tanaman terutama padi baiknya tidak hanya menggunakan pupuk urea saja. Perlu ditambahkan pupuk NPK serta SP36. Akan tetapi, petani masih terpatok pada pemakaian urea dibanding jenis pupuk lainnya.

“Stok pupuk disesuaikan dengan rencana daftar kebutuhan kelompok (RDKK) di Boyolali. Sebelumnya, kebutuhan akan urea ini akan dikurangi di tahun 2012 namun, permintaan masih banyak sehingga disesuaikan dengan tahun 2011,” imbuhnya.
Lebih lanjut Sugiyarto menerangkan justru pupuk jenis ZA dan SP36 itu kurang. Meskipun demikian, jarang petani menggunakan pupuk jenis ini. Padahal jenis ini sangat bagus untuk tanaman seperti buah-buahan. Kedua pupuk ini membuat tanaman banyak nutrisinya jika dibanding mengandalkan urea saja.

Advertisement

Diakui, penggunakan pupuk organik masih rendah. Sebab, para petani cenderung ingin segera melihat hasilnya secara langsung dibanding untuk penggunaan jangka panjang. Pupuk kimia masih dianggap cepat menyelesaikan permasalahan seperti tanaman cepat gemuk serta tahan hama dibandingkan pupuk organik. Pasalnya, pupuk organik itu penggunaannya jangka panjang yaitu untuk pemulihan atau perbaikan tanah. Pihaknya juga menggencarkan pemakaian pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah.

Ditambahkan, Kabag TU, Sri Haryono berharap petani semakin pintar dan cerdas dalam menanam. Para petani diminta pintar-pintar menyusun pola tanam untuk meminimalisir serangan hama. Selain itu, petani diminta beralih ke organik untuk keberlangsungan tanah.

JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif