Entertainment
Senin, 9 Januari 2012 - 16:52 WIB

Here I Am, Ungkapan Ekspresi Diri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu PAMERAN - Pengunjung melihat karya Seni rupa yang bertema Here I am yang digelar di Gareli Seni rupa Fakultas Sastra dan Seni rupa UNS Kentingan, Solo, Senin (9/1/2012)

JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu PAMERAN - Pengunjung melihat karya Seni rupa yang bertema Here I am yang digelar di Galeri Seni rupa Fakultas Sastra dan Seni rupa UNS Kentingan, Solo, Senin (9/1/2012)

Buah strawberry dalam lukisan itu terlihat cerah. Warnanya merah muda. Bagi sang pelukis, Tanti Anifah, strawberry itu ibarat bayi yang masih polos. Namun layaknya manusia, buah berbintik itu pun bisa menua. Dalam sekuel lukisan lanjutannya, Tanti menggambarkan buah strawberry-nya mulai melembek. Lumer seiring bertambahnya usia.

Advertisement

Empat lukisan Tanti yang menggambarkan siklus hidup strawberry itu dipamerkan dalam pameran seni visual Here I Am di Galeri Seni Fakultas Sastra Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin-Rabu (9-11/1). Pameran tersebut menjembreng 20 karya lukis dari lima mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni FSSR UNS.

Lewat Here I Am, Rais Zakaria, Tanti Anifah, Galih Reza, Kharisma dan Emmanuel Putro seolah ingin menuangkan ekspresi yang mewakili jati diri. Seperti karya sekuel Tanti Anifah. Dikatakannya, siklus hidup strawberry tak ubahnya siklus hidup manusia. Ia menerjemahkannya lewat perubahan bentuk buah yang dikemas dalam digital printing on canvas.

“Strawberry ini mengingatkan siklus hidup kita. Mau tak mau, kita akan menua seiring bertambahnya usia,” ujar Tanti saat ditemui Solopos.com di sela-sela pameran, Senin.

Advertisement

Menurut perempuan berambut pendek ini, strawberry juga mengandung filosofi unik. Bagi sebagian orang, lanjutnya, strawberry selalu diidentikkan dengan buah berasa manis. “Padahal setelah dicicipi rasanya asam. Mereka terjebak dengan kemasan luarnya. Seperti yang sering kita lakukan saat menilai orang,” urai dia.

Sementara itu, Emmanuel Putro menunjukkan empat elemen vital dalam kehidupan seninya. Kenyamanan, eksistensi, ketekunan dan kerja keras menjadi tema dalam empat lukisan bergaya kubismenya itu.

“Empat poin inilah yang menentukan keberhasilan saya dalam berkarya,” ucapnya mengenai karya yang dibumbui semprotan pilox itu.

Advertisement

Ditambahkan Emmanuel yang juga ketua panitia, pameran tersebut digelar untuk mewadahi karya tugas mata kuliah (MK) Studio Minor Lukis. Daripada karya terbuang percuma, pihaknya lantas menginiasi pameran bersama empat mahasiswa yang mengikuti MK itu.

“Dalam Here I Am, kebebasan ekspresilah yang ingin dicapai. Selain itu, kami dituntut mampu beradaptasi dengan segala macam bentuk visual, media dan teknik dalam berkarya” pungkasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif