Solopos-fm
Minggu, 1 Januari 2012 - 12:54 WIB

Patung Loro Bloyo buatan Harni

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

LORO BLOYO-Patung yang dijual Harni di Pasar Cenderamata. Foto: SPFM/Avrillia

[SPFM], Di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bukan alasan untuk patah semangat. Bagi Harni, pengalaman itu justru membuka peluang untuk berwirausaha. Tahun 1999 lalu, saat krisis ekonomi mendera, wanita berusia 50 tahunan ini terpaksa dirumahkan. Namun, kejadian itu melecut dirinya untuk membuka usaha secara mandiri.  Harni yang semula bekerja di pabrik besi, beralih menjadi perajin cinderamata.

Advertisement

Dari usahanya, dia menjual produk-produk cinderamata yang dibuatnya di Pasar Cinderamata.  Nama tempat usahanya Toko Cinderamata Dinda. Di toko itulah dibuat berbagai jenis kerajinan tangan, salah satunya patung sepasang pengantin atau yang dikenal dengan patung Loro Blonyo. Untuk menjalankan usahanya, Harni dibantu kerabatnya, Paryani.

Paryani bercerita bahan baku patung kayu tersebut diperoleh dari pemasok dari daerah Yogyakarta. Ukuran patung Loro Blonyo juga beragam dengan ukuran terkecil setinggi 10 sentimeter dan ukuran terbesar hingga 1 meter. Paryani menjelaskan dirinya telah menekuni kerajinan ini selama 4 tahun, yang diawalinya dengan coba-coba dan melihat paman dan bibinya yang tekun dalam memoles patung kayu tersebut.

Umumnya patung yang dijual Harni terbuat dari bahan kayu sengon laut. Para pemasok bahan baku mengirim material dalam bentuk setengah jadi. Di Solo, bahan tersebut kemudian difinishing.  Patung-patung tersebut kemudian dijual dengan harga mulai dari Rp 35 ribu sampai Rp 2,5 juta per pasang. Selain menjual di tokonya, Harni juga menerima pesanan dari toko-toko lain di Pasar Cinderamata. Selain itu, dia kerap menerima pesanan dari Surabaya.

Advertisement

Patung pasangan pengantin Jawa ini, biasanya digunakan sebagai hiasan rumah atau hiasan dimeja saji milik catering pada suatu perjamuan. Bahkan, tak jarang patung ini digunakan sebagai hiasan pelaminan.  Karena  itu, perajin harus mampu membedakan khas pengantin terutama Solo atau Jogja.

Dari usahanya, Harni bisa mengantongi Rp 3 juta hingga 5 juta per bulan. Untuk mengembangkan usaha, dia juga menambahkan item lain seperti peserta Solo Batik Carnival dengan kostum uniknya yang berwarna warni. [lia]

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif