Soloraya
Selasa, 18 Januari 2011 - 16:16 WIB

Panen hanya 10%, harga durian di Wonogiri tembus Rp 80.000/buah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)--Petani durian di sejumlah kecamatan penghasil di Wonogiri pada musim ini bisa dikatakan nyaris gagal panen. Di Slogohimo, produksi durian diperkirakan hanya 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi yang tak jauh berbeda juga terjadi di Girimarto.

Hal ini mengakibatkan harga buah yang biasanya memang mahal itu semakin mahal. Para penyuka buah ini harus merogoh kantong hingga Rp 80.000 untuk mendapatkan satu buah durian kualitas bagus dan berukuran cukup besar. Sedangkan yang paling murah harganya Rp 30.000/buah.

Advertisement

“Tahun ini harga durian memang sangat mahal, karena barangnya juga sangat sulit didapat. Tahun lalu, harganya berkisar antara Rp 15.000-Rp 50.000/buah. Tapi tahun ini naik jadi Rp 30.000-Rp 70.000/buah, bahkan yang cukup besar dan bagus bisa mencapai Rp 80.000/buah,” ungkap Supar, salah seorang pedagang durian di Desa Kerjo Lor, Ngadirojo, saat ditemui wartawan, Selasa (18/1).

Namun demikian, Ny Supar menambahkan mahalnya harga durian itu tidak mengurangi minat orang untuk membeli. Kebanyakan mereka adalah para penggemar durian. Camat Slogohimo, Budi Susilo mengungkapkan di wilayahnya ada sedikitnya enam desa yang setiap musim memasok buah durian ke para pedagang. Namun, musim panen durian tahun ini pohon-pohon itu hampir tidak ada yang berbuah.

“Pohonnya tidak bisa berbunga karena terlalu banyak hujan. Kalaupun berbunga lebih banyak yang rontok. Hasil panen durian tahun ini paling banyak hanya 10%. Padahal biasanya sampai ratusan ton buah durian bisa dihasilkan dari wilayah ini,” jelas Budi.

Advertisement

Salah satu petani di Girimarto, Parno juga mengatakan hal senada. Di wilayahnya yang merupakan salah satu penghasil durian tahun ini melempem. Pohon durian yang berbuah bisa dihitung dengan jari. “Ya tidak heran kalau harganya jadi mahal, wong buahnya saja hampir tidak ada,” ungkap warga Desa Doho tersebut.

shs

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif