Soloraya
Rabu, 19 Oktober 2011 - 19:25 WIB

Investor Brunei tertarik bikin pabrik sorgum di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SORGUM -- Seorang petani di wilayah Pracimantoro, Wonogiri, tengah memeriksa tanaman sorgum miliknya beberapa waktu lalu. Wilayah ini memiliki potensi besar untuk penanaman sorgum yang menjadi bahan pangan dan bioenergi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Investor asal Brunei Darussalam tertarik untuk mengembangkan industri pengolahan berbahan dasar sorgum (canthel) di wilayah Soloraya. Investor tersebut berencana membangun dua pabrik berskala raksasa dengan nilai investasi total mencapai Rp 800 miliar.

SORGUM -- Seorang petani di wilayah Pracimantoro, Wonogiri, tengah memeriksa tanaman sorgum miliknya beberapa waktu lalu. Wilayah ini memiliki potensi besar untuk penanaman sorgum yang menjadi bahan pangan dan bioenergi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Advertisement
Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan saat menerima kunjungan Duta Besar Brunei Darussalam untuk Indonesia, Dato Paduka Mahmud H Saidin di Loji Gandrung, Rabu (19/10/2011). Menurut Jokowi, rencana kerja sama dengan pengusaha asal Brunei Darussalam itu sebenarnya sudah terjalini sejak beberapa waktu lalu.

Investor itu bahkan sudah dua kali meninjau lokasi bakal pendirian pabrik sorgum yang akan mereka bangun dan kunjungan ketiga direncanakan November mendatang. “Lokasinya rencana ada di Wonogiri dan Sragen. Saya memang menggandeng dua kabupaten itu karena tidak mungkin untuk mendirikan pabrik di Solo. Satu pabrik butuh kira-kira 30 hektare. Sangat besar. Solo jelas tidak punya lahan seluas itu. Koordinasi dengan dua kabupaten itu sudah saya lakukan dan mereka menerima. Sedangkan Solo nanti ketempatan kantor pusatnya,” jelas Jokowi.

Kenapa memilih Wonogiri dan Sragen, Jokowi mengatakan karena di dua daerah itu ada cukup banyak lahan kering dan banyak warganya yang berprofesi sebagai petani. Dalam industri pengolahan sorgum nanti akan melibatkan sekitar 60.000 petani untuk pengadaan bahan bakunya. Dengan demikian, selain memberdayakan lahan kering yang kurang produktif, hadirnya industri sorgum juga diharapkan bisa menghidupi para petani setempat.

Advertisement

Adapun hasil pengolahan sorgum itu, kata Jokowi, akan dibuat menjadi bahan baku makanan dan bioenergi, yang dijual tidak hanya ke pasar nasional tapi juga internasional. “Karena itu beruntung sekali hari ini saya kedatangan tamu Duta Besar Brunei Darussalam untuk Indonesia. Sekalian saya ingin meminta bantuan beliau agar membantu memuluskan kerja sama dengan pengusaha-pengusaha dari Brunei,” katanya.

Sementara itu, Duta Besar Brunei Darussalam, Dato Paduka Mahmud H Saidin mengatakan maksud kedatangannya ke Solo adalah untuk lebih mengenal secara pribadi dengan Walikota Solo, sekaligus ingin melihat langsung dari dekat kondisi di Solo. Sedangkan mengenai pembicaraan kerja sama investasi pengusaha-pengusaha asal Brunei akan dibicarakan lebih lanjut pada kesempatan lain.

“Saya penasaran selama ini banyak mendengar tentang Walikota Solo yang telah memberikan kontribusi yang besar untuk kota ini dan itu membuat saya ingin mengenal lebih dekat,” katanya. Mahmud mengatakan di Brunei, Solo sangat terkenal karena batiknya. Hampir setiap ada warga Brunei yang baru pulang berkunjung ke Solo pasti membawa dan membicarakan batik.

Advertisement

shs

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif