News
Rabu, 12 Oktober 2011 - 19:31 WIB

Kemampuan sekolah lakukan analisis SWOT lemah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Kemampuan sekolah-sekolah di Solo dalam melakukan analisis SWOT atau strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), threats (ancaman) dinilai masih lemah. Akibatnya sekolah belum sepenuhnya mampu menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik sekolah.

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Advertisement
Hal itu disampaikan Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Budi Setiono. Ia mengungkapkan salah satu kelemahan kebanyakan sekolah-sekolah di Solo adalah pada analisis SWOT. Padahal analisis SWOT sangat penting untuk mengetahui secara pasti bagaimana kondisi sekolah yang bersangkutan.

“Di setiap sekolah seharusnya ada tim pengembang kurikulum atau tim sekolah khusus yang melakukan analisis SWOT,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (12/10/2011). Padahal, kata Budi, setiap sekolah idealnya menyusun kurikulum dan desain pembelajaran yang implementatif sesuai karakteristik sekolah.

Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr M Furqon Hidayatullah MPd, berpendapat jika diketahui banyak sekolah yang lemah dalam melakukan analisis SWOT, seharusnya Disdikpora membuat kebijakan untuk melakukan program khusus peningkatan pemberdayaan sekolah. Misalnya dengan melakukan peningkatan kualitas SDM sekolah. “Jika memungkinkan, perlu ada model pendampingan sekolah,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Furqon, kemampuan sekolah melakukan analisis SWOT sangatlah penting. Jika kemampuan ini tidak dimiliki sekolah, ia menilai proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah tidak sesuai standar yang ditentukan. “Biasanya hanya berjalan apa adanya tanpa ada upaya yang baik untuk meningkatkan kualitas sekolah,” terangnya.

Budi juga menyampaikan Disdikpora saat ini sedang melakukan evaluasi keterlaksanaan KTSP di beberapa sekolah. Khusus Rabu kemarin, evaluasi dilakukan di SMA Bakti 1, SMAN 4, SMK Pancasila dan SMKN 4. “Hasil evaluasi secara keseluruhan akan direkap dan dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan Kemendiknas, sebagai dasar penentuan kebijakan selanjutnya,” jelasnya.

ewt

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif