News
Senin, 6 Mei 2024 - 18:16 WIB

Seru! Siswa SMKN 8 Solo Merayakan Kelulusan dengan Flashmob Tari Jaranan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seratusan siswa kelas 12 dan 13 SMK Negeri 8 Solo sedang melakukan flashmob tari jaranan di halaman setempat, Senin (6/5/2024) sore. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Pentas Akhir Tahun 2024 untuk merayakan kelulusan. (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO–Seratusan siswa kelas XII dan XIII SMK Negeri 8 Solo punya cara unik untuk merayakan kelulusan. Mereka menggelar flashmob (tarian serempak) berupa tari jaranan dengan mengenakan pakaian adat Solo di halaman setempat, Senin (6/5/2024) sore.

Diiringi lantunan gamelan kerawitan yang dimainkan oleh siswa kelas XI, para peserta mampu menari dengan kompak dan begitu antusias meski cuaca saat itu begitu terik. Aksi mereka pun mampu menghibur ratusan orang tua yang memadati halaman SMK yang berdiri sejak 1950 tersebut.

Advertisement

Sebelum melangsungkan aksi tersebut, pukul 12.30 WIB para siswa telah menggelar pentas seni di Auditorium Konservatori Padmanegara SMKN 8 Solo. Yang menampilkan pementasan seni seperti: music orchestra, kerawitan, pertunjukan tari, dan beberapa penampilan lainnya.

Mengangkat tema Pentas Akhir Tahun 2024, acara tersebut diikuti 413 siswa kelas XII dan XIII dari 8 konsentrasi keahlian berbeda. Yaitu seni pertunjukan, tari, pedalangan, musik, kerawitan, penataan tari, broadcasting dan film, dan multimedia.

Advertisement

Mengangkat tema Pentas Akhir Tahun 2024, acara tersebut diikuti 413 siswa kelas XII dan XIII dari 8 konsentrasi keahlian berbeda. Yaitu seni pertunjukan, tari, pedalangan, musik, kerawitan, penataan tari, broadcasting dan film, dan multimedia.

Saat ditemui Solopos.com, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK 8 Solo, Surono, mengatakan bahwa kegiatan ini memang digelar rutin setiap tahun jelang pengumuman kelulusan. Dan kegiatan ini sifatnya gratis alias siswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggelar pementasan.

“Pentas seni ini sudah rutin kami adakan tiap tahun dan sifatnya gratis. Karena kami ini adalah SMK yang basisnya budaya ya kami manfaatkan hal itu dengan menggelar pementasan seni,” kata dia.

Advertisement

“Dalam acara pentas seni ini, selain mengadakan prosesi pengalungan samir kami juga memberikan beberapa penghargaan kepada siswa-siswa yang punya nilai bagus di tiap-tiap jurusan. Harapannya bisa memotivasi mereka dan siswa lain untuk lebih berprestasi di tempat baru nantinya,” imbuh dia.

Rangkaian kegiatan pementasan seni ini pun mendapat sambutan positif dari orang tua siswa, salah satunya adalah Gasun, 50. Menurut dia, ini bisa menjadi contoh sekolah lain bahwa untuk mencegah pawai dan corat-coret seragam pihak sekolah bisa mengadakan acara yang kreatif.

“Sebagai orang tua tentu senang dan tidak khawatir lagi. Masa iya mereka sudah datang bareng orang tua, belum lagi memakai beskap dan kebaya mau konvoi? Kan, kemungkinannya sangat kecil,” ungkapnya.

Advertisement

Gasun berharap acara seperti ini bisa terus diadakan agar budaya seperti wayang, kerawitan dan sebagainya bisa terus lestari. Dan potensi atau keahlian para siswa SMK ini pun bisa disalurkan dan ditampilkan sesuai bidangnya masing-masing.

Selaras, salah seorang siswa, Bagas, 18 mengaku tidak keberatan walaupun harus menyiapkan beskap dan memakainya sejak siang. Bagi siswa jurusan tari tersebut dengan adanya pementasan seni dengan mengenakan pakaian adat bisa menjadi identitas tersendiri sekolahnya dibandingkan sekolah lain.

“Kalau dibilang riweh pasti riweh, namun saya tidak merasa terbebani karena kan semua teman-teman juga pakai (beskap dan kebaya). Hal ini justru bisa jadi pembeda acara lulusan SMKN 8 dibandingkan sekolah lainnya,” papar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif