Lifestyle
Selasa, 7 Mei 2024 - 15:11 WIB

Cegah Demam Berdarah dengan Vaksin DBD

Redaksi Solopos.com  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi Covid-19 pada anak. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu cara untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah dengan vaksin DBD. Vaksin DBD mampu merangsang sistem imun agar dapat mengenali dan melawan serangan virus ini nantinya secara cepat.

Vaksin DBD adalah vaksin untuk mencegah demam berdarah yang bisa berakibat fatal. Vaksin ini berisi virus dengue yang sudah dilemahkan dan tidak berbahaya.

Advertisement

Untuk diketahui, DBD adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih sering terjadi saat musim hujan, karena cuaca lembap dan genangan air merupakan tempat ideal bagi nyamuk pembawa virus dengue untuk berkembang.

Penyakit demam berdarah dengue bisa dicegah dengan beberapa cara, salah satunya melalui pemberian vaksin DBD. Vaksin ini juga bertujuan untuk mencegah demam berdarah yang parah. Gejala berat pada DBD biasanya dialami oleh orang yang sudah pernah terkena infeksi virus dengue dan kemudian terinfeksi lagi.

 

Advertisement

Demam Berdarah Parah yang Perlu Dicegah

Seperti dikutip dari Alodokter Penyakit DBD ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti sakit kepala, tidak enak badan, mual, dan demam. Namun, demam pada DBD memiliki pola khas yang disebut sebagai siklus pelana kuda.

Gejala yang juga khas dari penyakit ini adalah munculnya bintik-bintik merah di kulit. Berbeda dengan bintik akibat gigitan nyamuk biasa, bintik merah khas DBD tidak akan hilang atau memudar saat ditekan, karena bintik ini adalah bekuan darah akibat perdarahan di bawah kulit.

DBD mulai menimbulkan perdarahan ketika jumlah trombosit sudah sangat rendah. Makin rendah jumlah trombosit, perdarahan yang dialami penderita juga bisa semakin parah.

Trombosit yang rendah akibat DBD juga bisa menimbulkan tanda perdarahan lainnya seperti gusi berdarah, mimisan, dan BAB berdarah. Pada kondisi DBD yang parah, dapat terjadi juga kebocoran plasma, di mana cairan merembes ke luar dari dalam pembuluh darah.

Advertisement

Jika sudah ada kebocoran plasma, pembuluh darah akan kolaps atau kempis sehingga terjadilah syok. Kondisi ini disebut dengue shock syndrome.

Syok ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah, sehingga darah tidak bisa mengalir dengan baik ke organ-organ tubuh. Kurangnya suplai darah ini membuat organ tubuh tidak bisa berfungsi, bahkan mengalami kerusakan yang dapat berujung pada kematian.

 

Vaksin DBD untuk Mencegah Demam Berdarah

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa penyakit DBD tidak boleh dianggap remeh. Itulah sebabnya perlu dilakukan upaya pencegahan untuk mencegah infeksi virus dengue, khususnya demam berdarah dengue (DBD) dengan gejala yang berat.

Advertisement

Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun untuk melawan serangan virus dengue, khususnya di Indonesia yang masih sangat rawan demam berdarah. Nah, salah satu caranya adalah melalui pemberian vaksin DBD, yang sering juga disebut vaksin demam berdarah atau vaksin dengue.

Vaksin DBD berisi virus dengue yang sudah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan infeksi. Masuknya virus dengue lemah ke dalam tubuh melalui vaksin DBD membuat sistem imun mengenali virus ini, sehingga mampu melawannya dengan cepat dan efektif ketika ada serangan virus dengue di kemudian hari.

Dengan cara kerjanya ini, vaksin DBD mampu mencegah demam berdarah atau infeksi virus dengue. Kalaupun sampai terjadi infeksi, tingkat keparahan gejalanya akan jauh lebih ringan dan tidak sampai berakibat fatal.

 

Advertisement

Ada dua jenis vaksin DBD di Indonesia, yaitu:

1. Dengvaxia

Vaksin ini ditujukan bagi orang yang sudah pernah terinfeksi virus dengue atau pernah menderita demam berdarah, khususnya pada anak usia 9–16 tahun.

Vaksin Dengvaxia tidak boleh diberikan kepada orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue karena justru bisa menimbulkan gejala DBD yang parah. Oleh karena itu, perlu dilakukan dahulu pemeriksaan darah untuk memastikan penerima vaksin sudah pernah terinfeksi virus dengue.

Vaksin dengue ini diberikan sebanyak 3 dosis, dengan jarak pemberian antardosis 6 bulan.

2. Qdenga

Vaksin Qdenga ditujukan bagi orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue maupun yang sudah pernah terinfeksi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan rentang usia usia 6–45 tahun.

Vaksin Qdenga berisi 4 strain virus dengue yang sudah dilemahkan, agar sistem imun tubuh dapat mengenali dan melawan keempat strain atau varian virus dengue. Vaksin DBD ini diberikan sebanyak 2 dosis, dengan jarak antardosis 3 bulan.

 

Advertisement

Tips Mencegah Demam Berdarah

Selain dengan pemberian vaksin DBD yang lengkap, demam berdarah juga perlu dicegah dengan menerapkan 3M Plus. Program yang digalakkan oleh pemerintah ini bertujuan dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.

Berikut ini adalah cara mencegah demam berdarah dengan 3M Plus:

Pemberian vaksin DBD dapat membantu sistem imun untuk melawan serangan virus dengue. Namun, diperlukan juga tubuh yang sehat dan daya tahan tubuh yang kuat agar sistem imun tersebut dapat bekerja secara maksimal.

Untuk memperkuat daya tahan tubuh, konsumsilah makanan yang kaya akan nutrisi, terutama vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral yang sudah terkenal mampu meningkatkan daya tahan tubuh adalah vitamin C, vitamin D, dan zinc. Nutrisi ini banyak terdapat dalam buah-buahan beraneka warna.

Anda tetap bisa mencukupi asupan vitamin dan mineral secara praktis dengan mengonsumsi jus buah siap minum. Namun, ingat, pilihlah jus yang dibuat secara higienis dari buah asli tanpa ditambahkan pemanis.

Mendapatkan vaksin DBD dengan dosis lengkap, menerapkan langkah pencegahan demam berdarah, dan memperkuat daya tahan tubuh dengan asupan nutrisi yang cukup setiap hari  dapat menyelamatkan Anda dan keluarga dari infeksi virus dengue yang berbahaya.

Jika Anda belum mendapatkan vaksin DBD dengan dosis yang lengkap, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan untuk menentukan jenis vaksin yang sesuai dengan kondisi Anda, selain juga untuk mengatur jadwal vaksinasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif