Soloraya
Senin, 9 Mei 2011 - 21:21 WIB

Hindari bencana longsor, rumah Kadus dibongkar

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TANAH RETAK-Tanah retak sepanjang lebih kurang 20 meter dekat salah satu rumah warga di Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Senin (9/5) siang. Karena retakan tanah makin meluas, maka pemilik rumah pun memutuskan untuk pindah ke daerah lain yang lebih aman. (Espos/Farid Syafrodhi)

Karanganyar (Solopos.com) – Salah satu rumah milik warga Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, terpaksa dibongkar sebab tanah di sekeliling rumah warga itu retak dan ambles. Rumah tersebut milik Sumanto yang juga Kadus Guyon. Bila tidak dibongkar, dikhawatirkan membahayakan penghuni rumah.

TANAH RETAK-Tanah retak sepanjang lebih kurang 20 meter terlihat di dekat salah satu rumah warga di Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Senin (9/5) siang. (Espos/Farid Syafrodhi)

Advertisement
Pantauan Espos di lokasi kejadian, tanah yang persis berada di sebelah barat rumah Sumanto retak-retak. Retakan tersebut lebih kurang sepanjang 20 meter. Sedangkan tanah yang ambles lebih kurang menjadi enam meter.

Sejak akhir 2007, tanah di Dusun Guyon ambles. Setelah hujan deras, bisa dipastikan tanah di sana turun beberapa sentimeter. “Hari Kamis (5/5) lalu kan ada hujan deras sejak pagi hingga siang dan merata di setiap daerah. Lalu pada Jumat malam, sudah ada retakan tanah tapi masih sedikit,” ujar Sumanto saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (9/5) siang.

Meski tanahnya pecah sedikit namun kian hari retakan itu semakin melebar. Gerakan retakannya juga sangat lamban. Lama-lama, jalan setapak yang berada di sebelah barat rumahnya itu ambrol. Akhirnya Sumanto sekeluarga memutuskan pindah rumah. Untungnya, retakan tanah itu tidak sampai merobohkan dinding rumahnya. Ia belum bisa memperkirakan nilai kerugiannya.

Advertisement

Sumanto baru memutuskan untuk pindah rumah, Senin kemarin. Warga setempat bergotong-royong membantu memindahkan perabotan rumah, menjebol eternit, atap dan sebagainya. Sedangkan dinding rumah yang terbuat dari papan, baru dipindah hari berikutnya. “Untuk sementara saya pindah ke Ngemplak, masih di lingkungan Dusun Guyon. Tempatnya lebih aman dan jauh dari zona tanah yang ambles,” katanya.

Retakan tanah yang disebabkan oleh tanah ambles itu bukan hanya terjadi di dekat rumah Sumanto. Beberapa rumah warga yang lain juga terancam hal serupa. Bahkan di antara mereka ada yang merasa waswas dan tidak bisa tenang bila tinggal di sana terus.

“Mau tidur pun saya jadi tidak tenang. Mendengar sesuatu saja saat malam hari, saya jadi terbangun. Jangan-jangan ada tanah yang retak,” kata Karto, salah satu warga lainnya.

Advertisement

fas

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif