News
Sabtu, 1 Januari 2011 - 11:33 WIB

Pemakaian listrik naik, subsidi 'jebol' Rp 7,7 triliun

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Realisasi pemakaian listrik yang terus meningkat membuat subsidi listrik di 2010 membengkak sekitar Rp 7,7 triliun.

Dari alokasi dana subsidi listrik Rp 55,1 triliun, realisasi mencapai Rp 62,8 triliun.

Advertisement

Demikian siaran pers Kementerian ESDM yang dilansir detikcom, Sabtu (1/1).

Dalam siaran pers tersebut dikatakan, subsidi ini melebihi anggaran yang disediakan karena peningkatan kebutuhan listrik yang di atas perkiraan.

Advertisement

Dalam siaran pers tersebut dikatakan, subsidi ini melebihi anggaran yang disediakan karena peningkatan kebutuhan listrik yang di atas perkiraan.

“Selain itu juga tertundanya proyek 10.000 MW tahap I, pengurangan pemadaman listrik, dan tidak tercapainya rencana pasokan gas untuk listrik,” demikian isi siaran pers tersebut.

Sepanjang 2010 lalu, pembangunan pembangkit listrik hanya sebesar 600 MW atau 52% dari targetnya yang sebesar 1.150 MW.

Advertisement

Kemudian pembangunan 3 ruas transmisi listrik dengan panjang 330 kms dari target 1.102 kms, sedangkan sisanya 7 ruas transmisi sepanjang 772 kms masih dalam tahap penyelesaian (progresnya di atas 89%) yang disebabkan terkendalanya pembebasan tanah karena melewati hutan lindung dan harga yang melambung tinggi.

Di 2010, pembangunan gardu induk (GI) mencapai 90 MVA atau mencapai target, sehingga kapasitas gardu induk menjadi 63.465 MVA. Demikian juga pembangunan gardu distribusi mencapai 45 MVA atau 100% dari target, sehingga total kapasitas menjadi 34.769 MVA.

Pembangunan jaringan distribusi sepanjang 2.694 kms (100% dari target 2.694 kms), sehingga total panjang jaringan distribusi menjadi 642.209 kms.

Advertisement

Rasio elektrifikasi mencapai 66,6% (99,1% dari target 67,2%). Jumlah pelanggan meningkat sebesar 2,3 juta pelanggan (153% dari target 1,5 juta pelanggan) sehingga total pelanggan menjadi 42 juta pelanggan.

Sementara realisasi investasi listrik melempem, hanya mencapai US$ 4.968 juta (63,5% dari target sebesar US$ 7.828 juta).

Tidak tercapainya target investasi disebabkan tertundanya pembangunan beberapa proyek pembangkit karena permasalahan financial closing dan penyelesaian perizinan pembebasan lahan untuk pembangkit maupun transmisi.

Advertisement

dtc/nad

Advertisement
Kata Kunci : Subsidi Jebol
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif