Bisnis
Kamis, 2 Mei 2024 - 12:05 WIB

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menko Airlangga saat mengisi kuliah tamu yang diselenggarakan di London School of Economics and Political Science (LSE) di London, Inggris, Senin (29/4/2024).(Istimewa)

Solopos.com, LONDON – Indonesia memiliki Visi Indonesia Emas 2045 yakni menjadi “Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”. Dengan capaian kinerja dan keberlanjutan pembangunan bangsa Indonesia ke depan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yakin bahwa Indonesia berada dalam jalan yang tepat (on-track) untuk mencapai visi tersebut.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Menko Airlangga dalam kuliah tamu yang diselenggarakan di London School of Economics and Political Science (LSE) di
London, Senin (29/4/2024).

Advertisement

Pemerintah memiliki empat pilar utama untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2024, yakni (i) pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, (ii) pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, (iii) pemerataan pembangunan, serta (iv) pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Dalam kuliah tamunya, Menko Airlangga menggarisbawahi pentingnya pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Indonesia memiliki kekuatan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, Indonesia memiliki peluang bonus demografi yang wajib dimanfaatkan. Hal ini untuk mengimbangi berkah kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki bangsa Indonesia,” kata Menko Airlangga.

Advertisement

“Indonesia memiliki kekuatan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, Indonesia memiliki peluang bonus demografi yang wajib dimanfaatkan. Hal ini untuk mengimbangi berkah kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki bangsa Indonesia,” kata Menko Airlangga.

“Indonesia adalah negara yang tangguh. Hal ini kita buktikan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi Covid-19, meningkatnya ketegangan geopolitik, tekanan keuangan, fragmentasi perdagangan, dan perubahan iklim, perekonomian Indonesia tetap menjadi salah satu pencapaian terbaik di antara negara-negara peer. Dasar-dasar ekonomi Indonesia adalah solid dan sehat. Ekonomi Indonesia tumbuh 5% selama delapan kuartal terakhir berturut-turut,” lanjut Menko Airlangga.

Modalitas lain yang dimiliki Indonesia selain stabilitas pertumbuhan ekonomi adalah stabilitas politik. Pada Februari 2024, Indonesia telah berhasil mengadakan pemilihan umum.

Advertisement

Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan investasi untuk tumbuh sebesar 6,8% per tahun. Pemerintah telah merancang strategi komprehensif dan adaptif untuk melakukan transformasi ekonomi melalui (i) Sains dan teknologi, inovasi, dan produktivitas ekonomi, (ii) implementasi ekonomi hijau, (iii) transformasi digital, (iv) integrasi ekonomi domestik dan global, dan (v) area perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Terkait upaya seimbang Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi domestik maupun global, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pada tingkat nasional, Pemerintah berfokus pada perbaikan peraturan dan kemudahan melakukan bisnis untuk menarik investasi di Indonesia, antara lain melalui penegakan UU Cipta Kerja, implementasi pendekatan berbasis risiko OSS, dan memberikan insentif fiskal.

“Sementara itu, sebagai significant global player, Indonesia terus menunjukkan kepemimpinannya baik di tingkat global melalui forum G20 hingga forum regional seperti ASEAN dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Proses keanggotaan OECD juga bertujuan untuk memfasilitasi formulasi dan perbaikan kebijakan dan peraturan,” jelas Airlangga.

Advertisement

Pada kuliah tamu yang dihadiri lebih dari 100 mahasiswa di London tersebut, Menko Airlangga juga sampaikan upaya Pemerintah dalam memobilisasi dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan. Pertama, mesin perekonomian konvensional yang digunakan harus diperbaharui untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas yang
ada. Revitalisasi mesin ini akan meningkatkan stabilitas makroekonomi dengan meningkatkan investasi baru, ekspor, dan daya saing.

Kedua, mesin ekonomi baru yang akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan masa depan. Mesin ekonomi baru ini mencakup penggunaan aplikasi digital dan kecerdasan buatan, pengembangan industri semikonduktor untuk mendorong industrialisasi, dan pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan. Ketiga, mesin ketahanan sosial yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup kelompok masyarakat miskin dan rentan.

Airlangga juga mengundang pelajar yang hadir dalam kuliah tamu tersebut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di Inggris untuk meningkatkan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Salah satu sektor yang menarik adalah ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik yang selaras dengan strategi downstreaming critical mineral Indonesia.

Advertisement

Selain itu, pengembangan sektor ini akan mempercepat agenda dekarbonisasi. Indonesia juga mulai menjadi pusat produksi kendaraan listrik global, antara lain Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, SGMW Motor Indonesia, BYD Motor, dan Chery Indonesia.

Sementara itu, beberapa produsen yang dikonfirmasi akan bergabung pada tahun 2024 adalah Neta, Vinfast, Citroen, dan MG Motors. Sepanjang 2023, total penjualan kendaraan listrik baterai mencapai 17.147 unit atau tumbuh 66% dibandingkan dengan 2022.

Turut hadir dalam kuliah tamu ini Wakil Menteri Perdagangan RI, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan IMO.

Kuliah tamu di LSE ini terselenggara melalui kerja sama Kemenko Perekonomian dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di London dengan dihadiri pelajar internasional di Inggris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif