Kamis, 22 September 2011 - 11:26 WIB

Di Jepang, tempe bersaing dengan nato

Redaksi Solopos.com  /  Eni Widiastuti  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

CICIPI TEMPE- Gubernur DIY, Sri Sultan hamengkubuwono X, mencicipi tempe buatan Jepang seusai acara Syawalan di Pemkab Klaten di Parasamya, Jogja, Kamis (22/9/2011). JIBI/HARJO/Andreas Tri Pamungkas)

Jogja (Solopos.com)–Usai acara syawalan gubernur bersama jajaran Pemkab Bantul di Parasamya, Kamis (22/9/2011) tiba-tiba seorang produser televisi Jepang, Nippon Hoso Kyokai(NHK)lengkap dengan kameramannya mengejar Sri Sultan Hamengku Buwono X yang hendak menuju mobil toyota camry berplat merah AB 1.

Advertisement

Ia kemudian menyodorkan tempe buatan Rustono, pengusaha tempe di Jepang asli Grobogan,Purwodadi,Jawa Tengah yang dibawanya dengan piring. Kakuda Chieri,nama presenter tersebut kemudian meminta Raja Jogja itu untuk mencicipinya.

Sultan berujar tempe itu lezat, tak jauh beda dengan tempe yang dibeli di pasar Jogja. Namun yang membedakannya, katanya, bahan kedelai yang dipakainya asli dari Jepang.”Enak, sama aja…,”ujarnya singkat

Seusai itu,Chieri kemudian menawarkan kepada Bupati Bantul Sri Suryawidati. Lantas sambil menyantapnya, dia berujar,”Tapi ini kurang ini,kurang panas.Coba kalau habis digoreng, pasti lebih lezat,” ucapnya.

Advertisement

Chieri,26 mengatakan di Jogja dia tengah melakukan peliputan makanan Jawa khususnya tempe di Jogja mulai 19-27 September bersama dengan juru kameranya, Kinichi. Dia tertarik meliputnya karena tempe di Jepang mulai diminati dalam lima tahun terakhir.

Di negeri Sakura, tempe dikenalkan oleh Rustono yang menjadi pengusaha tempe di Jepang. Menurut lulusan Osaka University Jepang ini, di negaranya juga terdapat makanan yang mirip dengan tempe, namanya nato, namun tempe memiliki karbohidrat yang lebih banyak.

Sebagai makanan pendatang baru, menurutnya tempe sudah mampu sedikit menyaingi nato. Warga Jepang banyak yang memakannya dengan dicampur miso soup dan sushi. Namun harga tempe di Jepang lebih tinggi dibandingkan di Jogja. Untuk satu ukuran tempe yang dapat dibagi empat, dijual dengan Rp30.000

Advertisement

“Karena itu saya ingin tahu bagaimana tempe dari negara asalnya. Tempe di Jepang sangat diminati dan dijual di swalayan,”ujar Chieri dalam bahasa Jepang yang lalu diterjemahkan Jarot, kontributor NHK TV Jepang di Indonesia.

Setelah beberapa hari melakukan peliputan, dia kaget soalnya tempe di Jogja dikonsumsi hingga busuk yang dimasak menjadi sayur seperti sayur lodeh atau sambel jenggot.”Beda dengan Jepang. Kalau busuk ya tidak dimakan lagi,” katanya.

(JIBI/HARJO/amu)

Advertisement
Kata Kunci : Jepang Sultan Tempe
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif