Namun pemerintah Malta belum merespons permintaan Libya tersebut. Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Malta seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/2/2011).
Dikatakan juru bicara tersebut, kedua jet tempur Mirage F1 buatan Prancis itu saat ini dalam pengawalan bersenjata di bandara di Kota Luqa, Malta. Kedua jet tempur berkursi tunggal itu mendarat di Malta pada Senin (21/2/2011) lalu.
Diimbuhkannya, pemerintah Malta tengah mempertimbangkan permintaan suaka politik kedua pilot Libya tersebut. Kedua pilot tersebut merupakan kolonel senior dari Angkatan Udara Libya.
Kedua pilot itu mengatakan, mereka membelot setelah menerima perintah untuk membombardir para demonstran di Kota Benghazi, kota terbesar kedua di Libya yang menjadi pusat konsentrasi massa demonstran antipemerintah sejak 15 Februari lalu.
Malta merupakan negara Eropa terdekat ke Libya, yang hanya dipisahkan oleh jarak sekitar 350 kilometer.
Sebelumnya, seorang pilot jet tempur Libya juga menolak perintah untuk menggempur Benghazi. Pilot dan kopilot meninggalkan pesawat perang mereka dengan meloncat keluar dari jet yang sedang mengudara.
(dtc/tiw)