Tokoh
Rabu, 21 Desember 2011 - 14:47 WIB

Barjo Hanugroho, membiasakan membaca UUD 1945

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Barjo Hanugroho (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Barjo Hanugroho (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Mendapat anugerah dari Mahkamah Konstitusi di ajang Lomba Inovasi Guru di Jakarta beberapa waktu lalu, menjadikan Barjo Hanugroho seperti mendapat durian runtuh.

Advertisement

Saat ditemui Espos, Selasa (20/12/2011), guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMAN 1 Purwantoro itu mengaku senang walau awalnya terkejut menerima anugerah itu.

“Awalnya saya pesimistis. Saya menyadari dari sekolah desa di Purwantoro yang berbatasan dengan Ponorogo, Jawa Timur harus bersaing dengan guru-guru dari Jakarta, Bandung, yang notabene berasal dari sekolah bagus. Namun berbekal keyakinan, trofi dan piagam penghargaan dari MK mampu saya raih,” ujar lelaki kelahiran, Wonosobo, 8 Juni 1970.

Advertisement

“Awalnya saya pesimistis. Saya menyadari dari sekolah desa di Purwantoro yang berbatasan dengan Ponorogo, Jawa Timur harus bersaing dengan guru-guru dari Jakarta, Bandung, yang notabene berasal dari sekolah bagus. Namun berbekal keyakinan, trofi dan piagam penghargaan dari MK mampu saya raih,” ujar lelaki kelahiran, Wonosobo, 8 Juni 1970.

Dijelaskan oleh ayah dua anak ini, prestasi itu diraih pada 25 November lalu. Diceritakannya, kegiatan itu digelar oleh MK, Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama (Kemenag) dan sudah berlangsung tiga tahun.

“Saya melewati seleksi demi seleksi. Awalnya bersaing dengan 66 peserta dan lolos masuk 20 besar. 20 Peserta itu kemudian berlomba di Gedung MK Jakarta.”

Advertisement

Menurutnya, dirinya baru sekali mengikuti lomba tersebut sehingga karya inovasinya diambilkan dari perilaku dirinya dan anak didik di SMAN 1 Purwantoro.

Dijelaskan oleh Barjo, inti dari karya inovasinya adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran generasi penerus bangsa akan arti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sekarang, demokrasi yang berkembang di Indonesia sudah mulai bergeser. Menurut saya, demokrasi telah keluar dari koridor NKRI. Muncul demokrasi anarkistis, demokrasi kekerasan dan sebagainya sehingga konstitusi sering ditinggalkan,” ujar lelaki yang bertempat tinggal di Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Wonogiri itu.

Advertisement

Melihat kondisi seperti tersebut, Barjo memiliki ide pembiasaan membaca teks UUD 1945 di lingkungan sekolah. Pembiasaan itu tidak hanya berlaku bagi siswa namun juga guru-guru di SMAN 1 Purwantoro.

Dicontohkannya, setiba di lingkungan sekolah siswa, guru dan civitas lainnya melakukan tiga gerakan. Pertama, menghormat bendera merah putih, kedua membaca teks UUD 1945 dan ketiga menerapkannya kepada sesama guru ataupun siswa.

“Pembiasaan diawali di lingkungan sekolah. Tidak semua pasal-pasal di UUD 1945 diucapkan namun hanya diambil contoh-contohnya. Pembiasaan itu saya munculkan pada karya inovasi dan meraih juara I,” ujarnya.

Advertisement

Dia menyatakan memiliki prinsip hidup, belajar, berkeluarga, bermasyarakat, bekerja dan berdakwah dalam rangka ibadah. Karenanya, berbagai prestasi diraih oleh Wakasek Humas SMAN 1 Purwantoro, seperti juara III Guru SMA Berprestasi tingkat Kabupaten Wonogiri pada 2005, juara II Guru SMA Berprestasi tingkat Kabupaten Wonogiri pada 2006 dan juara I Guru SMA Berprestasi tingkat Kabupaten Wonogiri pada 2007.

Selain itu juga juara I Guru PKn Berprestasi tingkat Nasional pada 2011 dan menerima anugerah konstitusi dari Mahkamah Konstitusi RI.

Prinsip bermasyarakatnya diimplementasikan menjadi Ketua PGRI Cabang Purwantoro pada periode 2010-2014.

(Trianto Hery Suryono)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif