Ah-tenane
Jumat, 16 Desember 2011 - 07:42 WIB

Dikira wartawan

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seusai mengikuti klinik penulisan opini di sebuah koran markotop di Solo pekan lalu, Jon koplo makin mantap menulis. Ingin rasanya fotonya dipajang di halaman opini dan dilihat ribuan orang.

Apalagi calon mertuanya adalah pelanggan fanatik koran tersebut. Jika sampai dimuat, tentu akan mendapatkan kredit poin tersendiri di mata mertuanya.

Advertisement

Kini tiap kali pergi untuk mencari ide atau bahan tulisan, pemuda asal Wonogiri ini selalu membawa tas mungil. Kebetulan waktu pelatihan ia mendapatkan buku notes yang sering dipakai para wartawan. Lumayan, bisa untuk mencatat apa saja yang dijadikan ide untuk bahan tulisan.

Pagi itu Koplo berniat mengunjungi tempat untuk mengendapkan ide dan merancang tulisan. Di tengah jalan ndilalah ia tepergok operasi lalu lintas. Dengan penuh percaya diri Koplo pun memasuki area operasi.

Advertisement

Pagi itu Koplo berniat mengunjungi tempat untuk mengendapkan ide dan merancang tulisan. Di tengah jalan ndilalah ia tepergok operasi lalu lintas. Dengan penuh percaya diri Koplo pun memasuki area operasi.

“Buat apa takut, wong semuanya komplet,” pikirnya.

“Bisa lihat surat-suratnya?” tanya seorang petugas. Dengan sigap Koplo menunjukkan SIM dan STNK.

Advertisement

Lho, salah saya apa, Pak?” tanya Koplo bingung.

“Lampu motor Anda tidak dinyalakan,” jawab petugas itu.

Sadar jika dirinya salah, Koplo hanya termangu. “Waduh, bakal kena denda ini,” pikir koplo.

Advertisement

Seingatnya, ia tak memiliki cukup uang di dompetnya. Koplo pun gresek-gresek di tasnya, siapa tahu ada uang nyelip. Ia pun membongkar-bongkar barang dari dalam tasnya, kamera, flash disk, pulpen dan buku notes.

“Silakan Mas lanjutkan perjalanan jika sedang tugas. Dan tolong lampunya dinyalakan,” kata petugas yang membuat Koplo tak mengerti, apalagi ia diajak berjabat tangan segala.

Koplo pun segera membenahi barang-barangnya. Ketika memegang notes bertuliskan nama sebuah koran di Solo, Koplo tersenyum.

Advertisement

“Gara-gara notes ini aku dikira jadi tukang wartawan,” batinnya.

(Yusuf Cahyono, Kaloran Lor RT 03/RW V  Giritirto, Wonogiri)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif