Soloraya
Rabu, 14 Desember 2011 - 17:43 WIB

Siswa SMKN 1 Karanganyar tuntut kepala sekolah mundur

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DEMONSTRASI SISWA -- Para siswa SMKN 1 Karanganyar berdemonstrasi di lapangan sekolah setempat untuk menuntut kepala sekolah mereka mundur, Rabu (14/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

DEMONSTRASI SISWA -- Para siswa SMKN 1 Karanganyar berdemonstrasi di lapangan sekolah setempat untuk menuntut kepala sekolah mereka mundur, Rabu (14/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KARANGANYAR – Ribuan siswa SMKN 1 Karanganyar, Rabu (14/12/2011) berdemonstrasi menuntut kepala sekolah mereka, Casudi, lengser dari jabatannya. Mereka menganggap Casudi telah membuat kebijakan yang telah merugikan siswa dan guru. Ia juga disebut pernah menulis kata-kata tidak senonoh di akun jejaring sosial Facebook.
Advertisement

Dalam aksi yang digelar di lapangan sekolah, mereka membentangkan spanduk dan poster yang berisi tuntutan aspirasi siswa. Spanduk tersebut antara lain tertulis Kepsek egois, mesum, kejam, tak mau menerima masukan, Gerakan Anti Casudi, Ke mana uang kami?, Kami tak sudi punya Kepsex mesum, Kami memang SLB, Siswa Lebih Bermoral dan sebagainya.

Tak puas hanya membentangkan spanduk, ribuan siswa yang didominasi siswa putri itu pun berorasi di tengah lapangan. Berkali-kali mereka meneriakkan agar Casudi lengser dari jabatan kepala sekolah. Aksi para siswa itu pun menyulut para guru untuk ikut berunjuk rasa. Mereka menyinggung para guru yang tidak turun ke lapangan adalah pecundang.

Salah satu orator siswa, Brianita Ragilia Putri, 18, mengatakan sikap arogan Kepsek itu antara lain dalam penyaluran beasiswa. Pasalnya para siswa yang telah mendapatkan beasiswa harus mau bekerja ke Malaysia. Jika tidak, maka siswa tersebut harus mengembalikan tiga kali lipat dari beasiswa yang pernah didapatkannya. “Padahal banyak siswa di sini yang tidak mampu,” katanya.

Advertisement

Setiap pagi, kata dia, semua guru mendapatkan briefing dari Casudi di ruang guru. Briefing tersebut dinilai tidak efektif karena menyita waktu proses belajar mengajar selama dua mata pelajaran. Selain itu, dalam suatu upacara bendera di sekolah, para siswa pernah disebut sebagai siswa sekolah luar biasa (SLB). “Kami tidak terima dengan sebutan itu. Kalau kami adalah siswa SLB, berarti dia adalah kepala dari SLB,” ungkap Brianita.

Saat puluhan siswa kesurupan di sekolah, imbuhnya, Casudi hanya diam. Malah menurut beberapa siswa, para murid yang kesurupan itu dianggapnya hanya mencari perhatian. Dalam sebuah upacara yang lain, ia menyebut dirinya sebagai setan Jolodong yang menyurupi anak-anak tersebut. “Itu ucapan yang menurut kami tidak mencerminkan kedewasaan dari seorang kepala sekolah. Seharusnya guru itu bisa menjadi panutan bagi para siswanya,” jelas siswi berkacamata ini lantang.

Yang tak kalah penting yakni saat Casudi mengomentari sebuah artikel di akun Facebook miliknya, MrDavid Casudy. Dalam situs tersebut Casudi menulis status yang tidak senonoh terkait pertengkaran artis seksi Julia Perez dan Dewi Perssik.

Advertisement

Hal senada juga diungkapkan Ketua OSIS SMKN 1 Karanganyar, Indah Wulandari. Dalam setiap kegiatan yang digelar OSIS, Casudi selalu mempersulit dalam pencairan dana. Setiap kali proposal diajukan, pihaknya paling hanya mendapat separo dari dana yang diajukan. Selain itu birokrasi pencairan dananya juga dipersulit. “Saat Hari Kartini, HUT ke-94 Kabupaten Karanganyar, kami hanya diberi dana sedikit. Padahal OSIS adalah motor penggerak kegiatan para siswa,” keluh Indah.

Sementara itu, salah satu guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Karanganyar, Sugeng Kristiono, mengatakan Casudi sangat arogan. Setiap kali ada rapat guru, ia selalu banyak bicara. Namun ketika sejumlah guru diberi kesempatan untuk usul, hanya diberi waktu satu menit. “Sebenarnya kami para guru memendamnya lama, tapi baru kali ini mbledhos,” katanya.

fas

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif