SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
BATU—Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim kecewa atas keputusan PT Nestle Indonesia (Nestle) yang hanya menaikkan harga dasar pembelian susu di Jawa Timur Rp100 per liter.
Abdi Swasono, Ketua GKSI Jatim mengatakan, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan kenaikan harga pembelian susu tersebut pada 9 Desember2011. Kenaikan harga tersebut berlaku per 1 Februari 2012.
“Ya, suratnya menyebutkan harga dasar pembelian susu naik Rp100 per liter yang berlaku mulai 1 Februari 2012. Itupun untuk kualitas tinggi dengan total solid (TS) 12%,” kata Abdi Swasono kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Malang, Selasa (13/12).
Pihaknya mengaku kecewa dan merasa aneh dengan sikap Nestle tersebut. “Kenaikan Rp100 per liter itu sangat kecil dan tidak sebanding dengan naiknya harga-harga terkait biaya produksi susu. Apalagi jika dikaitkan dengan inflasi,” katanya.
Apalagi, lanjut dia, kenaikan harga pembelian susu tersebut berlaku per 1 Februari 2012. “Mestinya berlakunya kan per 1 Januari. Lho ini kok per 1 Februari. Ada apa?” Pihaknya mengaku belum memperoleh penjelasan dari manajemen Nestle.
Seperti diketahui harga pembelian susu oleh Nestle yang berlaku pada 2011 berkisar Rp3.700-Rp3.800 per liter untuk grade I dengan total solid (TS) 12% dan total plate count (TPC) dibawah 1 juta per cc, sedang grade II selisih Rp200 di bawahnya dengan TS 12% dengan TPC 1 hingga 2 juta per cc. Sementara itu biaya produksi per liter susu di atas Rp2.000 dengan kualitas pakan sederhana dengan produksi rata-rata 9-10 liter per ekor.
“Jadi kenaikan harga Rp100 per liter sama sekali tidak memadai. Kondisi ini sangat memberatkan peternak karena tidak menguntungkan,” kata Abdi Swasono.(Bisnis Indonesia/JIBI/Bambang Sutejo)