News
Rabu, 7 Desember 2011 - 17:15 WIB

Mantan Presiden Israel mulai jalani hukuman penjara untuk kasus pemerkosaan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DIPENJARAKAN -- Mantan Presiden Israel, Moshe Katsav (tengah, berjas) dikawal ketat petugas keamanan saat dijemput dari rumahnya untuk dibawa ke penjara guna memulai masa hukumannya selama tujuh tahun untuk kasus pemerkosaan, Rabu (7/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

DIPENJARAKAN -- Mantan Presiden Israel, Moshe Katsav (tengah, berjas) dikawal ketat petugas keamanan saat dijemput dari rumahnya untuk dibawa ke penjara guna memulai masa hukumannya selama tujuh tahun untuk kasus pemerkosaan, Rabu (7/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Jerusalem (Solopos.com) – Seorang mantan pemimpin negara pun tak bisa luput dari ketegasan hukum. Inilah yang terlihat di Israel saat mantan Presiden Israel Moshe Katsav hari ini memulai masa hukuman penjara selama tujuh tahun untuk kasus pemerkosaan.
Advertisement

Katsav, 66, menjabat pada tahun 2000 hingga 2007. Tahun lalu dia mulai disidangkan atas dakwaan dua kali memperkosa seorang stafnya saat masih menjadi menteri di akhir 1990-an dan melakukan kekerasan seksual terhadap dua perempuan lain yang bekerja padanya saat dia menjadi presiden.

“Akan datang hari di mana kebenaran akan muncul,” ujar Katsav dengan wajah sedih saat dikawal ketat menembus kerumunan wartawan dan pendukung di luar rumahnya untuk dibawa ke penjara. “Hati nurani siapa pun yang terlibat dalam ketidakadilan ini akan tergugah pada akhirnya dan kalian akan lihat bahwa kalian telah mengubur seseorang hidup-hidup,” imbuhnya.

Katsav dijatuhi hukuman penjara tujuh tahun Maret lalu. Selama persidangan Katsav selalu menegaskan dirinya tak bersalah. Akan tetapi tiga hakim Mahkamah Agung dengan suara bulat menolak permohonan bandingnya bulan lalu. Dalam permohonan itu Katsav meminta sidang lagi dengan panel yang diperluas.

Advertisement

“Hari ini perjuangan berdarah selama lima setengah tahun berakhir dalam frustrasi dan kemarahan. Saya tahu, dan semua yang mengenal saya tahu bahwa semua dakwaan itu palsu,” tukas Katsav sebelum digiring masuk Penjara Maasiyahu. Rekan satu selnya diperkirakan adalah seorang mantan menteri kesehatan yang dipenjara atas dakwaan korupsi.

Perjuangan Katsav untuk meraih jabatan presiden, jabatan seremonial yang berada di atas hiruk pikuk politik demokrasi parlementer di negeri Yahudi itu, sama dramatisnya dengan akhir masa jabatannya.

Pria kelahiran Iran ini pada usia 24 tahun sudah berhasil menjadi walikota. Dia segera menjadi simbol sukses bagi kaum Yahudi Sephardim, atau orang Yahudi kelahiran Timur Tengah, dalam dunia politik yang selama ini didominasi orang Yahudi kelahiran Eropa. Anggota partai berhaluan kanan Likud ini kemudian berhasil menduduki berbagai posisi di kabinet. Pada akhirnya, parlemen memilihnya sebagai presiden, secara mengejutkan mengalahkan kandidat favorit Shimon Peres, negarawan senior peraih Hadiah Nobel Perdamaian.

Advertisement

Tahun 2007, sebuah upaya penyelidikan yang panjang atas tuduhan-tuduhan pemerkosaan olehnya memaksa Katsav mundur dari kursi presiden.

JIBI/SOLOPOS/bas/Rtr

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif