Lifestyle
Senin, 5 Desember 2011 - 15:13 WIB

Cari sangkar burung? Ke Masaran saja

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BUAT SANGKAR—Sejumlah pemuda di Desa Karangmalang, Masaran, membuat sangkar burung dengan menggunakan bahan baku bambu di salah satu pengrajin sangkar burung di desa setempat belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Ist)

BUAT SANGKAR—Sejumlah pemuda di Desa Karangmalang, Masaran, membuat sangkar burung dengan menggunakan bahan baku bambu di salah satu pengrajin sangkar burung di desa setempat belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Ist)

(Solopos.com) – Selain terkenal sebagai pusat industri batik, wilayah Masaran, Sragen juga dikenal dengan produk kerajinan sangkar burung. Setidaknya ada tiga desa yang bakal dikembangkan Pemerintah Kecamatan Masaran untuk menjadi sentra kerajinan sangkar burung Masaran, yakni Desa Karangmalang, Kliwonan dan Pilang. Pembuatan sangkar burung dengan bahan baku bambu memang tidak mudah, karena membutuhkan ketelitian dan ketekunan.
Advertisement

Camat Masaran, Wisarto Sudin, mengaku ada lebih dari 12 pengrajin sangkar burung di wilayah Desa Karangmalang. Belasan pengrajin itu, kata dia, menjadi pionir bagi pengembangan kerajinan sangkar burung di Masaran. Dia juga menemukan sejumlah pengrajin dalam jumlah kecil di wilayah Kliwonan dan Pilang.

“Kami akan mengembangkan potensi wilayah itu menjadi semacam sentra industri kecil. Kami sudah membantu mereka dalam bentuk suntikan modal, pemberian bekal untuk strategi pemasaran dan memfasilitasi untuk mengadakan pameran ke luar daerah. Ya, buktinya pesanan sangkar burung para pengrajin itu bisa tembus sampai Jawa Timur dan sejumlah daerah lainnya di luar Sragen,” urai Wisarto.

Salah satu pengrajin sangkar burung ini adalah Sugiyanto, warga Dukuh/Desa Karangmalang RT 11A. Dia sudah cukup lama menggeluti kerajinan sangkar burung. Dalam satu pekan, dia mampu menghasilkan 10 unit sangkar burung yang siap dipasarkan. Nilai jual sangkar burung itu pun bervariasi, rata-rata Rp 35.000/buah. Dengan nilai jual itu, Sugiyanto bisa mengantongi untung sampai Rp 25.000/buah.

Advertisement

Biasanya ada pengepul yang membeli sangkar burung buatan para pengrajin. Pengepul kemudian melempar lagi ke sejumlah pelanggan di luar Sragen, bahkan sampai Jawa Timur. Setidaknya ada 60 pengrajin dari berbagai daerah yang setor kepada pengepul.

Seorang pengepul, Suwarno, mengungkapkan dalam satu bulan bisa mengumpulkan sampai ribuan unit sangkar burung. Permintaan sangkar burung ini, aku dia, bisa sampai ke luar Jawa dan sejumlah kota di Jatim dan Jateng. Untuk wilayah Jakarta, Suwarno bisa menyuplai sampai 900 unit per bulan.

Tri Rahayu

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif