Soloraya
Selasa, 1 November 2011 - 14:34 WIB

DB diprediksi merebak Januari

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com)--Penyakit Demam Berdarah (DB) diprediksi bakal merebak pada bulan Januari mendatang. Pasalnya, di awal bulan tahun 2012 mendatang intensitas hujan semakin tinggi sehingga banyak terdapat genangan air yang banyak menjadi sarang nyamuk penyebab DB.

“Penyakit DB saat awal musim penghujan seperti ini belum terjadi. Belum banyak genanangan karena intensitas hujan juga masih rendah. Dikhawatirkan beberapa bulan mendatang grafiknya bakal meningkatkan dan merebak awal tahun depan,” papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Syamsudin saat ditemui wartawan, akhir pekan kemarin.

Advertisement

Syamsudin menambahkan tren DB tahun ini mengalami penurunan. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegepti ini harus diwaspadai. Menurutnya, DB tidak terlalu terpengaruh akan musim. Hanya saja saat penghujan, genangan air banyak sehingga kerawanan terserang penyakit ini semakin tinggi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan di wilayah Boyolali sendiri ada delapan kecamatan yang rawan DB. Letak geografis kedelapan kecamatan ini mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk yang kemudian menggigit warga dan menularkan DB.

Daerah itu antara lain Kecamatan Ampel (Desa Tanduk dan Sido Mulyo), Kecamatan Boyolali Kota (Kelurahan Pulisen, Siswodipuran dan Banaran serta Desa Winong), Kecamatan Mojosongo (Desa Singosari dan Madu), Kecamatan Teras (Desa Salakan), Kecamatan Banyudono (Desa Banyudono), Kecamatan Ngemplak (Desa Ngesrep, Donohudan, Sawahan, Kismoyo dan Desa Girimarto) serta Kecamatan Nogosari (Desa Ketitang).

Advertisement

“Daerah yang bersuhu dingin seperti Selo maupun Musuk karena terletak di ketinggian tertentu justru lebih aman. Sebab, nyamuk penyebab DB sulit berkembang biak,” imbuhnya.

Pihaknya pun melakukan antisipasi terhadap penularan penyakit ini. Dinkes akan melakukan sejumlah langkah seperti pemeriksaan jentik serta melakukan penyemprotan atau fogging di sejumlah daerah endemis itu. Selain itu, pihaknya juga melakukan larvasida terhadap bak tandon air dengan pemberian abate.

“Pengasapan tidak diberlakukan di semua rumah. Petugas terlebih dahulu melakukan penelitian guna mengetahui lingkungan rumah yang berpotensi perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk,” pungkasnya.

Advertisement

(rid)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif