News
Selasa, 18 Oktober 2011 - 13:32 WIB

Pandanwangi stop operasi, pengguna bisa gunakan KA Brantas atau Matarmaja

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (ajeeiz.wordpress.com)

Solo (Solopos.com) – Berhenti beroperasinya KA Pandanwangi jurusan Solo-Semarang PP takkan membuat para pengguna regulernya kehilangan moda transportasi. Masih ada dua kereta api (KA) kelas ekonomi, Brantas dan Matarmaja malam yang bisa menampung penumpang tujuan Semarang dari Solo.

Ilustrasi (ajeeiz.wordpress.com)

Advertisement
Dua KA ekonomi itu merupakan KA jarak jauh yang beroperasi setiap hari. Namun harga tiket kedua kereta itu juga jauh lebih tinggi dibandingkan tiket Pandanwangi. Jadwal perjalanannya juga sangat berbeda dengan Pandanwangi yang setiap hari berangkat dari Stasiun Solo Balapan pukul 05.00 dan tiba kembali di Balapan pukul 12.30. Tiket KA Brantas dan Matarmaja Rp 35.000, sedangkan Pandanwangi Rp 20.000.

Kepala Stasiun Jebres Solo, Heru Hartanto, kepada Espos mengatakan kedua KA ekonomi itu biasanya selalu penuh dengan okupansi rata-rata sampai 100%. Apalagi dengan sistem pemesanan H-7 keberangkatan, hampir dipastikan KA tersebut lebih sering penuh.

Terpisah, Wakil Kepala Stasiun Balapan Solo, Rachmad Zaini, mengungkapkan semula PT KA Indonesia berencana menghentikan operasional Pandanwangi per 1 November. Namun, belakangan keputusan itu ditetapkan lebih awal, pada 24 Oktober. Menurut Zaini, tingkat keterisian KA yang rendah menjadi alasan kuat mengapa operasional KA tersebut disetop. “Penumpangnya ada, tapi kecil sekali. Kalau diteruskan biaya operasional bisa lebih tinggi daripada pendapatan yang masuk,” jelas Zaini.

Advertisement

Berdasarkan data pihaknya, okupansi penumpang Pandanwangi cenderung rendah, hanya 40%-50% pada hari kerja. Pada akhir pekan, okupansi bisa naik sampai 60%. Sedangkan pada libur panjang, seperti libur sekolah atau Lebaran, tingkat keterisian KA bisa mencapai 70%-80%. Jika seperti umumnya KA bisnis, satu gerbong penumpang berisi 60-an kursi, maka setiap kali berangkat Pandanwangi hanya diisi 90-an orang penumpang diangkut dengan 2 gerbong atau 3 gerbong.

Dalam hal penumpang, Pandanwangi menjadi pilihan kalangan pedagang, maupun masyarakat yang ingin jalan-jalan menggunakan kereta. Zaini mengakui tidak beroperasinya Pandanwangi berpotensi mengurangi pendapatan stasiun. Namun, menurut dia, hal itu tak menjadi soal jika dikaitkan dengan besarnya biasa yang harus dikeluarkan PT KA Indonesia untuk operasional KA Pandanwangi. Dengan tidak beroperasinya KA tersebut, maka per 24 Oktober tidak ada lagi KA bisnis yang melayani perjalanan Solo-Semarang.

tsa

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif