Rabu, 12 Oktober 2011 - 20:38 WIB

Mulai musim hujan, hutan rakyat terdampak erupsi Merapi ditanami

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KERING -- Pemandangan pohon-pohon yang meranggas dan mati akibat erupsi Merapi terlihat dari Dusun Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/dok)

Jogja (Solopos.com) –Hutan rakyat seluas 1.000 hektare di lokasi terdampak erupsi Merapi di Kabupaten Sleman bakal direboisasi saat musim hujan tiba tahun ini. Pemerintah pusat telah menggelontorkan Rp400 juta untuk penanaman 400.000 batang pohon di daerah itu.

KERING -- Pemandangan pohon-pohon yang meranggas dan mati akibat erupsi Merapi terlihat dari Dusun Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/dok)

Advertisement
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Akhmad Dawam kepada wartawan, Rabu (12/10/2011) mengatakan, Sleman sebagai salah satu kabupeten terdampak erupsi Merapi mendapat bantuan penanaman hutan rakyat dari Kementerian Kehutanan. Lokasinya dibagi menjadi delapan unit Kebun Bibit Rakyat (KBR) diantaranya berada di Cangkringan, Turi dan Pakem.

Penanaman rencananya dimulai saat musim hujan tiba tahun ini. “Tahun ini harusnya sudah dilaksanakan, mulai penanaman saat musim hujan tiba,” ujarnya. Masing- masing unit KBR mendapat bantuan 50.000 batang bibit atau biaya sebanyak Rp50 juta. Bibit tersebut menurut Akhmad Dawam dicari langsung oleh warga dengan menggunakan uang yang diberikan pemerintah. Untuk tiap satu batang pohon, warga mendapat insentif sebesar Rp500. “Ada sekitar 1.000 hektare yang tanamannya rusak karena erupsi Merapi, tapi khusus untuk hutan rakyat. Dibagi menjadi delapan KBR, bantuannya tidak berupa bibit tapi uang, jadi warga sendiri yang membeli bibitnya kan ada sistem pelaporan pertanggungjawabannya dari masyarakat,” ujarnya.

Penanaman pohon diprediksi rampung selama setahun. Jenis yang ditanami kata Akhmad diserahkan kepada warga yang tahu jenis tanaman apa yang cocok di tanam di daerah itu. Misalnya pohon suren atau tanaman buah-buahan. Lokasi yang ditanam termasuk daerah yang telah dikosongkan. Meski masyarakatnya telah direlokasi namun penanaman di daerah itu tetap dilakukan.

Advertisement

Selain hutan rakyat, di Merapi tercatat ada sekitar 120 hektare lahan yang merupakan hutan negara dna perlu direboisasi. Namun penanaman atau reboisasinya dibedakan dengan hutan rakyat. Untuk reboisasi hutan negara, pusat menggandeng Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Muhamad Na’im di kepatihan Rabu kemarin mengatakan, lembaganya tengah meneliti jenis tanaman apa yang cocok ditanam di lokasi hutan negara yang terdampak erupsi Merapi. Pasalnya kata dia, letusan erupsi tahun lalu menimbulkan kerusakan hebat yang tak menyisakan informasi apapun. Meski begitu lanjutnya, sejauh ini tanaman jenis Sengon dan pohon pete diketahui cocok ditanam di daerah itu. “Sampai sekarang kami juga masih research (meneliti) jenis tanaman yang cocok ditanam di sana,” katanya.

JIBI/Harian Jogja/bes

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif