Soloraya
Jumat, 30 September 2011 - 10:46 WIB

Demi anak istri, para pria rela ikut vasektomi

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

OPERASI MOP-Dandim 0728/Wonogiri, Letkol (Inf) Murdjoko SSos, MSi (kanan) bersama Pasiter Makodim 0728/Wonogiri, Kapten (CZI) Parwoto (tengah, memakai pet) melihat salah seorang pasien motode operasi pria (MOP) atau vasektomi yang dilakukan di ruang tindakan Puskesmas Rawat Inap, Baturetno, Kamis (29/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Di salah satu sudut bangunan Puskesmas Rawat Inap, Baturetno telah berkumpul beberapa orang berpakaian doreng hijau. Mereka duduk di kursi panjang yang berada di depan ruang tindakan dan tidak jauh dari anggota TNI Makodim 0728/Wonogiri itu, tiga pria mengenakan baju batik.

Advertisement

Tak berapa lama, datang lagi dua pria yang diantar oleh anggota TNI dari Makoramil Baturetno, Giritontro maupun Eromoko. Lima warga sipil itulah pasien vasektomi. Operasi dilaksanakan dua hari, Rabu dan Kamis (28-29/9/2011).

Kegiatan KB Kesehatan itu merupakan rangkaian HUT ke-66 TNI yang digelar Makodim 0728/Wonogiri bersama Badan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP).

Advertisement

Kegiatan KB Kesehatan itu merupakan rangkaian HUT ke-66 TNI yang digelar Makodim 0728/Wonogiri bersama Badan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP).

Di Wonogiri tercatat 31 pasien vasektomi mengikuti acara yang dilakukan TNI tersebut. Di hari kedua saat Espos datang ke lokasi, tercatat lima pasien merelakan dirinya menjalani metode operasi pria (MOP) dan ber-KB.
Satu per satu, petugas medis Puskesmas memeriksa kelima pasien. Mereka diantar jemput oleh Danramil bersama anggota masing-masing.

Sekitar pukul 09.24 WIB, MOP kali pertama dilaksanakan oleh dr Tuty Darsari terhadap pasien Karyadi, 38, warga Desa Belikurip, Kecamatan Baturetno.

Advertisement

Dandim 0728/Wonogiri, Letkol (Inf) Murdjoko dan Pasiter Kapten (CZI) Parwoto masuk ke ruangn sebelum operasi digelar. Di dalam ruangan, keduanya memotivasi pasien dan keluar lagi saat dokter akan melakukan operasi kecilnya.

Ny Susansi, 33, istri Karyadi yang menunggu bersama dua anaknya terlihat tabah. Anaknya yang masih bayi digendong sembari mengelus-elus rambut anak ketiganya. “Kami mendukung suami untuk ber-KB, karena saat ini sudah memiliki empat anak,” ujarnya.

Ketabahan Karyadi juga dialami oleh Aris Supriyanto, 34, warga Batu Kidul, Baturetno dan Tukimin, 45, warga Tambaksari, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro.

Advertisement

“Niat ber-KB sudah satu tahun lalu namun urung kami lakukan karena biaya cukup mahal. Biaya ber-KB di Jakarta senilai Rp 1,2 juta. Kemarin, saat petugas KB Baturetno datang ke rumah menawari ber-KB, langsung kami setujui. Istri mendukung,” ujar Aris yang telah diberi lima anak.

Sementara itu, Tukimin yang juga Kadus Tambaksari mengaku rela ber-KB karena ingin menolong istrinya dan menyejahterakan tiga anaknya.

“Sejak kelahiran anak pertama, istri kami tidak boleh ber-KB dengan pertimbangan medis. Karena itu sejak 2007, kami mendaftar ke Puskesmas Giritontro menjadi pasien vasektomi namun baru terwujud sekarang. Semua biaya gratis.”

Advertisement

Danramil 05/Baturetno, Kapten (Kav) Edy Wahono mengaku kesulitan mencari pasien vasektomi. “Kami tak putus arang. Bersama petugas KB, kami dan anggota menggelar sosialisasi kepada masyarakat. Meyakinkan dan memahamkan masyarakat tentang MOP itu sangat sulit namun perlahan-lahan akhirnya ada warga yang mau menjadi pasien KB pria.”

Dandim mengaku menargetkan 23 pasien namun mampu menghimpun 31 pasien sehingga melebihi target. “Mudah-mudahan target memecahkan rekor Muri berhasil,” jelasnya tanpa menyebut berapa jumlah pasien se-Jateng yang harus terhimpun.

Mantan Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) DKK Wonogiri, dr Tuty Darsari, menjelaskan, vasektomi adalah pengikatan saluran benih agar sperma tidak keluar.

“Keuntungan MOP dilakukan secara permanen dan efektif serta tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual namun dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.”

Dijelaskannya, bagi warga yang mengidap peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan dan menderita kencing manis tidak boleh melakukan vasektomi. “Tidak mengurangi pekerjaan malam hari,” jelasnya sambil tersenyum.

(Trianto Hery Suryono)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif