Soloraya
Jumat, 23 September 2011 - 07:30 WIB

Stok air di waduk dan telaga makin minim

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), PULAU -- Permukaan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) dari hari ke hari terus menyusut dan memunculkan sebuah pulau yang terus melebar. Foto diambil Rabu (7/9). (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

Wonogiri (Solopos.com)–Simpanan air di 13 waduk dan 77 telaga di Wonogiri pada musim kemarau tahun ini mulai menyurut, bahkan sebagian telah kering kerontang.

Advertisement

Guna mencukupi kebutuhan air bersih, pemerintah kabupaten (Pemkab) Wonogiri telah mulai mendistribusikan bantuan air bersih dan pengeboran sumber baru.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro saat ditemui Espos di kantornya, Kamis (22/9/2011).

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro saat ditemui Espos di kantornya, Kamis (22/9/2011).

Didampingi Kabid Geologi, air tanah dan Energi Dinas PESDM, Septaningsih, Arso mengatakan, pihaknya telah berusaha maksimal memberikan solusi permanen masalah ketercukupan air bersih.

Menurutnya, salah satu solusi permanen yang dilakukan adalah penyaluran air dari sumber Seropan, pengeboran di Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro dan Tlogosari, Kecamatan Giritontro.

Advertisement

Arso menyatakan, biaya operasional Seropan selama ini ditanggung oleh balai besar karena cukup tinggi senilai Rp 301,81 juta/tahun. Pada bagian lain, Arso menyatakan, volume air di waduk dan telaga di Wonogiri telah surut.
“Wonogiri memiliki tujuh buah waduk besar dan 13 waduk kecil serta 77 telaga. Volume air di waduk dan telaga berkisar 0-15%. Contoh volume air di Waduk Krisak, Selogiri tinggal 434.000 m3 dari jumlah maksimal 3,48 juta m3 karena sedimentasi mencapai 5 meter,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Septaningsih, pengeboran sumber air di Desa Gambirmanis telah selesai. “Air sudah diperoleh, debit mencapai 2 liter per detik sehingga kebutuhan air bersih di Desa Gambirmanis bisa tercukupi lewat sumber itu. Setelah Gambirmanis, tim dari Geologi, Bandung akan melakukan pengeboran di Desa Tlogosari, Giritontro.”

Sebelumnya, Kepala Seksi Pemerintahan Masyarakat Desa (Kasi PMD) Kecamatan Eromoko, Sriyanto mendampingi Camat Eromoko, Danang Erawanto menjelaskan dari empat waduk yang dimiliki tinggal satu yang masih terdapat sisa air, yakni Waduk Parangjoho, Eromoko.

Advertisement

Tiga waduk yang lain, seperti Waduk Plumbon di Dusun Baran, Desa Puloharjo, Waduk Kedung Wuling di Desa Ngunggahan dan Waduk Song Putri di Desa Sindukarto sudah kering kerontang.

Dijelaskannya, walau air masih tersisa volume air di Waduk Parangjoho lambat laun mulai menyusut. Terpisah, Camat Pracimantoro, Bhawarto ditemui Espos di kantornya belum lama ini, menjelaskan dari 12 telaga di Pracimantoro hanya tiga telaga yang masih menampung air. Ketiga telaga itu adalah Telaga Winong di Kelurahan Gedong, Telaga Braholo di Desa Petirsari dan Telaga Bakalan di Desa Bakalan.

“Namun, air di tiga telaga itu hanya untuk mencukupi kebutuhan mencuci, mandi dan minum ternak. Kebutuhan air bersih bagi warga menggunakan air bersih dari cara membeli atau dropping air,” jelas Bhawarto.

Advertisement

(tus)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif