News
Sabtu, 17 September 2011 - 10:00 WIB

BNPB: 20 Waduk masuk kategori waspada

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kondisi Waduk Lalung di Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah mulai mengering selama musim kemarau ini. Hal itu banyak dimanfaatkan warga untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk mengeruk tanah yang mulai mengering tersebut. Foto diambil Senin (12/9/2011). (dok Solopos)

Jakarta (Solopos.com)–Meskipun musim kemarau pada tahun 2011 masih dalam ketegori normal, dari 70 waduk yang di beberapa daerah, 20 waduk masuk dalam kategori waspada dan tujuh  kering.  Ketersediaan air cukup hingga Oktober 2011.

Advertisement

“Ketersediaan air mencukupi hingga Oktober 2011. Dari 70 waduk tersebut, 43 waduk kondisi normal, 20 waduk waspada, dan 7 waduk kering,” ujar Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat rilis yang dikirim, Sabtu (17/9/2011).

Nugroho menjelaskan, Kondisi waduk waspada artinya, elevasi muka air aktual lebih besar dari elevasi siaga kekeringan tetapi lebih kecil daripada elevasi normal. Sedangkan kondisi waduk kering artinya elevasi aktual lebih rendah daripada elevasi siaga kekeringan.

Advertisement

Nugroho menjelaskan, Kondisi waduk waspada artinya, elevasi muka air aktual lebih besar dari elevasi siaga kekeringan tetapi lebih kecil daripada elevasi normal. Sedangkan kondisi waduk kering artinya elevasi aktual lebih rendah daripada elevasi siaga kekeringan.

Waduk besar yang status waspada antara lain Saguling, Cirata, Jatiluhur di Jawa Barat, Bili-Bili (Sumsel), Sermo (DIY), dan Song Putri, Nawangan, Sudirman, Rawapening (Jawa Tengah). Sedangkan tujuh waduk kering terdapat di Jawa Tengah, seperti Plumbon, Kedungguling, Ngancar, Lalung, Delingan, Botok dan Brambang.

“Dibandingkan dengan tahun 2010, ketersediaan air di waduk pada tahun 2011 ini lebih sedikit. Sebagai misal, tinggi muka air waduk Jatiluhur lebih rendah 9,71 meter,” terangnya.

Advertisement

“Setelah itu baru air untuk irigasi pertanian rakyat dan industri,” kata Sutopo.

Sutopo menyebutkan, ada beberapa langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi mengatasi kekeringan, antara lain melaksanakan efisiensi penggunaan air, meminimalkan kebocoran air di jaringan irigasi.

“Juga pada pola tanam dan tata tanam, mendistribusikan 95 unit pompa air berkapasitas 25 liter/detik, dropping air bersih melalui mobil dan hidran umum dan sebagainya,” jelasnya.

Advertisement

Namun, pemerintah telah menyiapkan hujan buatan jika kondisinya berubah ekstrem. Tetapi, Sutopo menjelaskan, bahwa saat ini hujan buatan belum terlalu mendesak dilakukan.

“Saat ini ketersediaan air masih mencukupi. Diperkirakan musim hujan pada pertengahan Oktober 2011,” ujarnya.

(detik.com/tiw)

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : BNPB Kemarau Kering Lalung Waduk
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif