SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)
Sukoharjo (Solopos.com)--Hama wereng yang meresahkan petani di Kabupaten Sukoharjo mulai menghilang sejak musim tanam (MT) terakhir. Situasi itu diduga karena faktor cuaca dan rendahnya curah hujan bersamaan dengan berlangsungnya musim kemarau.
Menurut sejumlah petani di wilayah Kecamatan Nguter, tanaman padi yang baru memasuki usia satu sampai dua bulan umumnya tumbuh dengan baik tanpa ada serangan wereng.
“Tampaknya memang sudah tidak ada wereng,” ungkap petani di Desa Pondok, Yatmi, 38, kepada Espos, di sawahnya, Selasa (9/8/2011).
Yatmi mengatakan padi yang ditanam pada musim tanam III dan telah berusia satu sampai dua bulan secara umum tumbuh subur dan amat hijau. Padahal, pada musim tanam sebelumnya, padi langsung diserang begitu selesai ditanam. Hal itu mengakibatkan tanaman rusak dengan cepat dan menyebabkan petani terpaksa menanam ulang.
Petani lain di Desa Kedungwinong, Rukino, 60, menyatakan hal senada. Dia mengatakan tanaman padi di areal pertanian desa setempat sekarang umumnya juga tumbuh cukup subur.
Jika kondisi ini bisa terus dipertahankan, besar kemungkinan tanaman padi yang baru berusia satu sampai dua bulan di Nguter akan memberikan hasil maksimal saat panen.
“Jika tidak ada wereng lagi, hasilnya akan maksimal. Kalau ada, sekarang ini mungkin sudah menyerang. Ini yang musim terakhir memang baik, tetapi sayang tidak semua petani bisa menikmati karena sebagian sudah habis modal,” ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, Proboningsih DD, membenarkan kondisi tanaman padi di Sukoharjo secara umum cukup baik pada musim tanam terakhir. Meski harus disyukuri, hal itu memicu kekhawatiran petani yang diminta menanam palawija akan beralih ke tanaman padi.
(try)
