Lifestyle
Sabtu, 6 Agustus 2011 - 16:04 WIB

Bubur Banjar, menu buka puasa khas Langgar Darussalam

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bubur Banjar atau biasa disebut juga bubur samin karena menggunakan minyak samin menjadi hidangan khas buka puasa di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. (Solopos/Dok)

Sebuah masjid di wilayah Kelurahan Jayengan, Solo, punya tradisi unik dalam memberikan hidangan buka puasa bagi masyarakat di sekitarnya. Pengurus Masjid Darussalam itu selalu menyiapkan bubur sebagai menu buka puasa. Yang bikin unik, bubur itu ternyata punya keterkaitan erat dengan masyarakat Banjar asal Kalimantan sehingga biasa disebut bubur banjar. Bagaimana bisa bubur Kalimantan itu sampai menjadi menu buka puasa di Solo.

SAJIAN KHAS -- Bubur Banjar atau biasa disebut juga bubur samin karena menggunakan minyak samin menjadi hidangan khas buka puasa di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Advertisement
Berawal dari kisah para datuk atau saudagar intan asal Kalimantan yang kerap berkumpul di Masjid Darussalam, Jayengan, Serengan, Solo pada 1930-an, cerita bubur banjar pun dimulai. Makanan yang menjadi ikon warga Jayengan kala Ramadan tak hanya berupa kebiasaan turun-temurun. Sajian ini juga memiliki makna mendalam yakni menyambung silaturahmi, seperti halnya para datuk yang menggelar acara pertemuan rutin sesama warga Kalimantan.

Sajian bubur berwarna kuning mentega ini memang spesial dan kaya gizi. Generasi penerus ketiga Datuk Abdurahman, Sofian Suli, pun membuka sedikit “rahasia dapur”-nya soal bahan bubur. Di antaranya daging sapi, kaldu daging, wortel, susu dan minyak samin. Semua bahan tersebut dimasak menjadi satu bersama beras. Untuk mempertajam aromanya, beragam rempah meliputi cengkih, ketumbar, jinten, kapulaga dan pala dimasukkan bersama aneka bahan tadi. “Kami mempersiapkan 15 butir kelapa untuk santan dan 35 kg -50 kg beras per hari untuk berasnya,” ungkap dia ketika dijumpai Espos di Masjid Darussalam.

Kaldu yang digunakan untuk bubur banjar ini didapatkan dari skengkel atau tulang kaki sapi, sementara minyak saminnya dari lemak daging kambing yang direbus hingga mendidih. Aroma rempah dan samin harus terasa. Meskipun tak mendominasi, tutur Sofian, minyak samin tersebut mampu menciptakan cita rasa gurih.

Advertisement

Benar saja, rasa memang tak pernah bohong. Setiap harinya, masjid ini tak pernah sepi jemaah yang menikmati bubur ini. Jumlahnya sampai seratusan orang. Mereka menikmati bubur ditemani dua butir kurma dan sambal. Sembari menyeruput bubur, jangan lupa juga nikmati sajian kopi susu sebagai pelengkap takjil Ramadan di Masjid Darussalam. Sedap bukan?
“Ada beberapa lauk tambahan yang berbeda-beda setiap harinya, seperti telur goreng, olahan ayam dan lainnya,” imbuh Sofian.

Dina Ananti Sawitri Setyani

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif