Soloraya
Jumat, 5 Agustus 2011 - 18:19 WIB

PDAM Boyolali dituding serobot mata air

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SUMBER AIR -- Bangunan milik PDAM Boyolali terlihat di kawasan mata air Umbul Sedalem, Jumat (5/8/2011). PDAM dinilai bertindak sepihak dalam membangun fasilitas di tempat itu karena belum ada titik temu dalam perundingan pemanfaatan mata air itu dengan pemerintah desa setempat. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com) – Penggunaan mata air Umbul Sedalem yang terletak di Dukuh Sedalem, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota oleh PDAM Boyolali dipersoalkan warga setempat. Pasalnya, penggunaan oleh PDAM itu dinilai dilakukan secara sepihak dan belum didasarkan pada kesepakatan dengan pihak desa.

SUMBER AIR -- Bangunan milik PDAM Boyolali terlihat di kawasan mata air Umbul Sedalem, Jumat (5/8/2011). PDAM dinilai bertindak sepihak dalam membangun fasilitas di tempat itu karena belum ada titik temu dalam perundingan pemanfaatan mata air itu dengan pemerintah desa setempat. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Advertisement
“Memang, PDAM telah bernegosiasi dengan warga terkait rencana pengambilan air di umbul ini namun, belum ada kesepakatan,” ujar Aditya, warga setempat kepada wartawan, Jumat (5/8/2011). Ditambahkannya, dalam perundingan itu pihak PDAM menawarkan kompensasi berupa pembangunan bak penampungan air bagi warga, sarana listrik serta uang untuk desa setiap tahun. Akan tetapi, belum ada kesepakatan karena masih ada tarik ulur antara kedua belah pihak.

Dijelaskan, dari perundingan itu PDAM akan mengambil debit air sebanyak 25 liter per detik. Akan tetapi, belum sampai tercapai kata sepakat PDAM telah membangun sarana penunjang pengambilan air seperti bak penampung dan pipa. “Sejumlah fasilitas telah dibangun tetapi kompensasi lain belum diberikan. Kompensasi yang telah ada adalah pemasangan jaringan
listrik,” terang Aditya. Padahal keberadaan Umbul Sedalem sangat penting bagi masyarakat sekitar. Warga biasanya memanfaatkan mata air jernih ini untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Bahkan, air ini juga digunakan warga untuk kebutuhan air minum. Mereka yang belum mempunyai sumur sendiri biasa menggunakan air dari Umbul Sedalem ini. “Air ini juga dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. Namun, kabarnya PDAM akan mempergunakan air dari umbul ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Kecamatan Ngemplak,” ujar Aditya.

Terpisah, Direktur PDAM Boyolali, Cahyo Sumarso ketika dimintai konfirmasi menerangkan langkahnya untuk mengambil air dari Umbul Sedalem telah mendapatkan SIPA (Surat Izin Pengambilan Air) dari pemerintah pusat. Pihaknya telah memenuhi sejumlah persyaratan seperti rekomendasi publik, pengguna air, izin Bupati dan izin Gubernur.

Advertisement

“Sosialisasi telah kami lakukan sejak tahun 2009. Kami mengikutsertakan pihak Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), tokoh masyarakat dan para petani pengguna air,” tuturnya. Bahkan, pihaknya akan memberikan kompensasi terkait pemanfaatan air.

Menurutnya, pengambilan air baru akan dilakukan setelah fasilitas penunjang selesai dibangun. Pihaknya hanya menerima dalam bentuk fisik karena sumber dana berasal dari APBN. “Debit airnya itu 150 liter per detik. Kami akan mengambil 25 liter per detik saja,” terangnya. Rencananya air dari Umbul Sedalem itu akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan PDAM di Kecamatan Mojosongo, Simo dan Ngemplak.

rid

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif