Soloraya
Minggu, 31 Juli 2011 - 22:27 WIB

Pemkab Klaten butuh dana, Tamsil PNS akan dihentikan 2 tahun

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - RAMAI -- Keramaian di alun-alun Klaten dinilai sudah mengganggu kegiatan di Masjid Agung yang terletak di lokasi yang sama. Karena itu Masjid Agung bakal dipindahkan ke lahan terminal bus Klaten. Terminal itu sendiri juga bakal dipindah ke lokasi baru. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Klaten (Solopos.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten akan menghentikan pencairan tunjangan kesejahteraan atau tambahan penghasilan (Tamsil) bagi pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Klaten untuk dua tahun berturut-turut.

RAMAI -- Keramaian di alun-alun Klaten dinilai sudah mengganggu kegiatan di Masjid Agung yang terletak di lokasi yang sama. Karena itu Masjid Agung bakal dipindahkan ke lahan terminal bus Klaten. Terminal itu sendiri juga bakal dipindah ke lokasi baru. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Advertisement
Bupati Klaten, Sunarna, mengatakan untuk membayarkan tunjangan kesejahteraan itu dalam setahun butuh anggaran sekitar Rp 17 miliar. Berdasar informasi yang dihimpun Espos, Minggu (31/7/2011), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten membutuhkan dana untuk pembangunan Masjid Agung Klaten yang akan berlokasi di Terminal Bus Jonggrangan Klaten setelah terminal itu dipindah. Pembangunan Masjid Agung itu diperkirakan butuh dana Rp 30 miliar.

“Kalau Tamsil itu tidak dicairkan selama dua tahun, dananya cukup untuk membangun masjid. Saya kira tak akan terjadi gejolak di kalangan PNS karena pengalihan dana Tamsil itu juga untuk bekal akhirat mereka,” tutur Sunarna kepada Espos belum lama ini.

Bupati menjelaskan pembangunan Masjid Agung direncanakan dimulai pada 2013. Pada 2011 dan 2012, para PNS di Klaten tidak akan menerima Tamsil. Masjid Agung yang saat ini berlokasi di sebelah utara Alun-alun Klaten akan dijadikan tempat menggelar kegiatan kerohanian Islam.

Advertisement

Menurut Bupati, kondisi Masjid Agung yang berdekatan dengan Alun-alun Klaten itu kurang kondusif sebagai tempat beribadah. “Alun-alun kerap menjadi lokasi keramaian skala besar. Kalau terlalu ramai tentu mengganggu kekhusyukan warga dalam menjalankan ibadah di Masjid Agung,” katanya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Klaten, Bambang Sigit Sinugroho, menjelaskan program pembangunan Masjid Agung dan pemindahan Terminal Klaten itu masuk dalam desain penataan kota. Rencananya, Terminal Klaten akan dipindah ke bekas tanah kas Desa Buntalan seluas enam hektare. ”Pembangunan terminal baru itu diperkirakan butuh dana Rp 25 miliar,” kata dia.

Selain pembangunan Masjid Agung dan Terminal Klaten, Pemkab Klaten juga merencanakan proyek mempercantik kawasan ibukota Klaten dengan membangun trotoar dan taman. Upaya mempercantik kota itu diperkirakan butuh dana Rp 10 miliar.

Advertisement

mkd

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif