Soloraya
Rabu, 27 Juli 2011 - 19:58 WIB

Tambahan kuota elpiji 3 kg diharap segera direalisasikan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Solopos.com) – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sukoharjo berharap pengajuan kuota tambahan elpji 3 kg sebanyak 1.540 tabung per hari terealisasi sesegera mungkin. Ini karena stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) sudah siap memenuhi permintaan penambahan kuota tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kabupaten Sukoharjo, Bambang Sri Setyono, menyatakan pengajuan kuota tambahan elpiji 3 kg dalam rangka persiapan menghadapi Ramadan serta Lebaran. Namun menurut dia, sejauh ini belum ada kepastian dari pihak Pertamina terkait permohonan tersebut. “Pengajuan kuota tambahan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan atas kebutuhan bahan bakar selama Bulan Puasa dan Lebaran. Karena itu kami harapkan ada kepastian sesegera mungkin. Terlebih ini sudah tinggal beberapa hari memasuki Bulan Puasa,” ungkapnya kepada Espos, Rabu (27/7/2011).

Advertisement

Data yang dihimpun Espos, saat ini kuota elpiji 3 kg untuk warga di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 13.500 tabung per hari. Jumlah tersebut dinilai masih perlu penambahan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Terlebih hasil pantauan Disperindag, terjadi perembesan bahan bakar bersubsidi tersebut dari luar daerah ke wilayah-wilayah perbatasan di Bulu, Tawangsari, Kartasura dan Polokarto.

Kepala Disperindag, Supangat, menegaskan kesiapan dari stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di kabupaten Sukoharjo terkait pengajuan kuota tambahan elpiji 3 kg kepada PT Pertamina. “Sudah kami cek di lapangan dan tidak ada masalah. Berapa pun tambahan kuota yang nanti disetujui oleh PT Pertamina, pihak SPBE mengaku siap memenuhi dan mengamankannya,” tandasnya.

Pada bagian lain Bambang mengungkapkan hasil pengujian temuan cincau atau bahan campuran es yang diduga mengandung formalin masih dalam proses. Ia menjelaskan selain menguji bahan makanan yang dicurigai, Pemkab melalui satuan kerja terkait juga menelusuri asal-usul dan produsennya untuk pembinaan. “Menurut informasi, asalnya dari pengrajin di wilayah Parangjoro. Tapi soal pengujian bahan makanan, kami juga masih menunggu hasil dari Dinas Kesehatan. Sejauh ini belum bisa diketahui,” sambungnya.

Advertisement

try

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif