Soloraya
Selasa, 26 Juli 2011 - 19:50 WIB

Ratusan cater tuntut kesejahteraan gaji

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Audiensi (Foto; Muhammad Khamdi)

Audiensi (Foto; Muhammad Khamdi)

Klaten (Solopos.com)–Ratusan petugas pembaca meteran (cater) menuntut kesejahteraan gaji dari PT Berkah Surya Abadi (BSA) selaku rekanan PT PLN Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cabang Klaten. Pasalnya, dalam enam bulan terakhir, gaji mereka tidak diperhatikan bahkan dibayar secara terlambat.

Advertisement

Tuntutan itu mereka sampaikan dengan melakukan audiensi di ruang pertemuan APJ Cabang Klaten, Selasa (26/7/2011). Petugas cater yang datang terdiri dari perwakilan UPJ Pedan, UPJ Delanggu dan UPJ Tulung.

Adapun tuntutan mereka antara lain, kenaikan gaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK), meminta gaji tepat waktu setiap bulannya, serta pengelolaan manajemen rekanan yang jelas.
“Kami juga tidak tahu, mengapa sejak pengelolaan dipegang PT BSA selama enam bulan ini, manajemen karut marut. Bahkan sebagai rekanan PLN, perusahaan tidak pernah memihak kepada kami sebagai ujung tombak di lapangan,” ujar Bambang, petugas cater dari UPJ Delanggu, disela-sela audiensi, Selasa.

Menurut Bambang, selama ini pembayaran gaji hanya sebesar 580.000 per bulan. Bahkan, gaji yang diberikan tidak sesuai dengan UMK Klaten yang mencapai Rp 766.000 per bulan. Belum lagi, papar Bambang, gaji sejumlah cater dipotong guna membayar cicilan alat pendeteksi meteran.

Advertisement

“Permasalahan lain, gaji yang diberikan selalu molor. Sesuai kesepakatan, gaji diberikan setiap tanggal 20 dalam perbulannya, namun kenyataan, kadang mundur sampai tanggal 29 bahkan sampai tanggal 30. Bahkan untuk gaji bulan Juni juga belum diberikan,” ujarnya.

Senada juga disampaikan Tono, 27, petugas cater dari UPJ Delanggu. Ia mengatakan, sejak dipegang PT BSA sabagai rekanan PLN, kondisi cater semakin memprihatinkan.

“Akibat molornya gaji tersebut, petugas cater justru terlambat membayar retribusi listrik ke PLN, padahal kami selalu ngoprak-oprak orang untuk membayar listrik, kami kadang malu sendiri,” terangnya.

Advertisement

(m98)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif