Soloraya
Selasa, 26 Juli 2011 - 17:16 WIB

Pemkot Solo-PT KA belum sepakat soal harga tiket railbus

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TARIK SELUBUNG -- Petugas bersama para anggota kuomunitas penggemar kereta beramai-ramai menarik selubung railbus setelah sarana angkutan umum massal itu diresmikan oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi di depan rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Selasa (26/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Solo (Solopos.com) – Meski railbus sudah diresmikan, Pemkot Solo dan PT KA rupanya masih belum satu kata soal harga tiket sarana angkutan umum massal itu.

Di satu sisi, PT KA mengalkulasi bahwa setiap penumpang railbus setidaknya harus merogoh kantong saku untuk membeli tiket seharga Rp 30.000. “Ini estimasi yang telah kami lakukan. Kenapa harganya setinggi itu, sebab railbus itu kelas AC, hanya dua gerbong, dan kami harus memikirkan aneka biaya perawatan sarana dan prasarana, operasional, hingga perawatan,” kata Humas PT KA Daops VI Jogja, Eko Budianto kepada wartawan di sela-sela peresmian railbus di Loji Gandrung, Solo, Selasa (26/7/2011).

Advertisement

TARIK SELUBUNG -- Petugas bersama para anggota komunitas penggemar kereta beramai-ramai menarik selubung railbus setelah sarana angkutan umum massal itu diresmikan oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi di depan rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Selasa (26/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Namun, estimasi tersebut langsung menuai kritik keras dari Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. “Lha wong makanan kita itu gaplek kok harga tiket Rp 30.000. Saya usul, harga tiket Rp 3.000/ orang,” tegas Rudy kepada wartawan.

Eko tak memungkiri bahwa harga tiket tersebut memang terlalu tinggi. Bahkan, tingginya harga tiket tersebut diprediksi bakal membuat calon penumpang railbus mundur. Meski demikian, terangnya, harga tiket tersebut sebenarnya bisa turun jika pemerintah memberikan subsidi. “Namun, jika pemerintah tak mampu memberikan subsidi karena beban gaji PNS yang terlalu besar, maka Pemkot Solo bisa bekerjasama dengan Pemda Sukoharjo dan Wonogiri untuk memberikan subsidi silang,” jelasnya.

Advertisement

Subsidi silang tersebut, menurut Eko, dalam rangka memberikan pelayanan optiomal kepada penumpang agar transportasi massal itu bisa dijangkau masyarakat kelas manapun. Sehingga, railbus akan menjadi salah satu percontohan transportasi massal satu-satunya di Nusantara yang beroperasi di jalan raya. “Yang jelas, PT KA juga tak mau tekor dengan pengoperasian railbus itu. Itulah sebabnya, dipelukan kerjasama lintas daerah,” jelasnya.

Selama ini, Solo adalah satu-satunya kota di Indonesia yang masih memiliki rel di tengah kota dan masih aktif. Potensi tersebut merupakan kekayaan kota yang harus dikembangkan dan didukung oleh pemerintah. “Kita bisa lihat Jogja, Semarang, Madiun yang relnya sudah tertimbun aspal. Sedangkan, Solo masih utuh dan beroperasi aktif,” paparnya. Itulah sebabnya, lanjut Eko, railbus Solo-Wonogiri harus didukung agar menjadi percontohan nasional yang mampu menggerakkan daerah-daerah lainnya.

Sedangkan Wawali Solo, FX Hadi Rudyatmo juga tak sepakat jika pengoperasian railbus selalu dikaitkan dengan logika untung rugi. Sebab, tujuan utama pemerintah ialah memberikan pelayanan kepada masyarakat agar tercipta kesejahteraan sosial. “PT KA itu miliknya siapa coba. Meski BUMN, toh ujung-ujungnya kan juga milik pemerintah. Lha, kalau masih bicara untung rugi terus, lantas di mana pelayanannya kepada masyarakat,” ujarnya.

Advertisement

asa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif