Soloraya
Senin, 25 Juli 2011 - 06:43 WIB

Petani Klaten belajar pengelolaan padi organik

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

Boyolali (Solopos.com)–Sejumlah petani di Kabupaten Klaten melakukan kunjungan ke Desa Catur, Kecamatan Sambi, Minggu (24/7/2011). Mereka ingin belajar tentang pengelolaan tanaman padi secara organik, yang telah dikembangkan di Catur.

Advertisement

Para petani itu diterima Kades Catur, Sulomo Achmad dan sejumlah perwakilan kelompok tani di Balaidesa setempat.

Kades Catur, Sulomo Achmad menjelaskan awalnya, pihaknya sangat kesulitan dalam menerapkan teknologi pertanian secara organik. Hal itu dikarenakan para petani sudah memiliki pemahaman menggunakan bahan kimia dalam penanaman hingga pengelolaan padi.

“Sehingga perlu adanya pengetahuan secara terus menerus dan pemahaman agar petani bisa beralih ke teknologi organik,” ujarnya di depan para peserta, Minggu.

Advertisement

Ditambahkannya, dalam pengembangan tanaman organik itu, pihaknya menggunakan berbagai bahan-bahan alami dan tanaman herbal untuk obat pembasmi hama. Selain itu, bahan-bahan alami itu kemudian dicampur dengan urine sapi untuk kemudian difermentasi sebelum digunakan menyemprot.

“Bahan-bahan itu seperti daun sambiroto, pule, tembakau, sepet atau kulit kelapa, laos, daun mindi, kecubung, daun mahoni dan tetes tebu,” papar dia.

Bahan-bahan itu, lanjutnya, kemudian ditumbuk dan dicampur dengan urine sapi untuk difermentasi.

Advertisement

Sementara, Direktur CV Agro Merdeka Nusantara Salatiga—produsen pupuk Merdeka Fertilizier, Sulaiman G Songge mengatakan pihaknya juga bekerjasama dengan pihak Desa Catur dalam menggunakan pupuk organik tersebut.

“Saat ini demplot yang kami ujicoba seluas 1,5 hektare dan direncanakan akhir Juli ini akan dilakukan panen perdana padi organik,” papar dia kepada Espos, Minggu.

(fid)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif