SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Jakarta [SPFM], Hari Anak Nasional kembali diperingati pada 23 Juli. Sejuta harapan pun disampaikan bagi anak Indonesia di masa yang akan datang. Yang utama anak Indonesia harus bisa mendapatkan haknya sebagai anak yaitu terlindungi dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Saleh, Sabtu (23/7) mengungkapkan anak Indonesia pun diharapkan bisa lebih mengembangkan bakat dan kemampuannya. Serta bisa menjadi pribadi yang sempurna. Anak Indonesia pun harus selalu tersenyum.
Sementara itu setidaknya 150 anak peserta Kongres Anak Indonesia X berbaris sambil bernyanyi menyusuri Jalan Braga di Bandung, Sabtu (23/7). Sambil berjalan, mereka bernyanyi dengan riang dengan aba-aba dari Kak Seto Mulyadi. Itulah yang terjadi dalam hari terakhir penyelenggaraan KAI yang ditutup di Gedung Merdeka. Hari ini, mereka akan membacakan Suara Anak Indonesia yang menjadi rekomendasi dari kongres selama 3 hari tanpa henti di Bandung. Kali ini, mereka akan membacakan sendiri tanpa di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan tahun ini agenda pembacaan suara anak Indonesia dicoret oleh panitia dalam puncak peringatan Hari Anak Indonesia. Acara yang digelar di Bandung sebagai bentuk protes. Dia menengarai, pencoretan agenda ini terkait insiden tahun lalu saat pembacaan Suara Anak Indonesia dibatalkan sepihak oleh panitia acara. Diduga, hal itu terjadi karena isi rekomendasi yang meminta anak dijauhkan dari asap rokok. Untuk peringatan puncak Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2011 digelar di Ancol, Jakarta. Acara dihadiri Wapres Boediono dan sejumlah menteri kabinet. Tema HAN kali ini yakni anak Indonesia sehat, kreatif dan berakhlak mulia. [dtc/kcm/lia]