Malang [SPFM], Klub Arema Indonesia keberatan Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Primer Indonesia (LPI) digabung menjadi satu. Penggabungan dua kompetisi itu bukan solusi, karena bisa berdampak pada penurunan kualitas kompetisi, Hal ini diungkapkan Sudarmaji, juru bicara Arema, Kamis (21/7). Selama ini Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) menilai kompetisi nasional sudah bagus dan terbaik di Asia Tenggara. Sudarmaji mencontohkan, lolosnya beberapa klub Indonesia yang berkiprah di Liga Champions Asia dan Piala AFC.
Penggabungan LSI dan LPI pun bisa mengganggu perencanaan bisnis Arema ke depan. Ia mencontohkan, kemungkinan membengkaknya biaya operasional tim jika semua klub LSI dan LPI masuk dalam kompetisi tunggal berkasta tertinggi. Sebaliknya, ia berharap induk sepakbola nasional, PSSI, untuk segera melakukan pertemuan dengan klub-klub untuk membahas format kompetisi sepakbola yang ideal di musim depan.
Abriadi Muhara, asisten manajer merangkap Pelaksana Harian PT Arema Indonesia dan Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema, memperkuat pernyataan Sudarmaji. Menurut Abriadi, penggabungan LSI dan LPI justru mustahil dilakukan, karena tak lazim di dunia persepakbolaan modern. Abriadi sependapat dengan CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono yang menyatakan penggabungan hanya berlaku untuk pengurus, bukan kompetisinya. Harus ada salah satu kompetisi yang dibunuh. Selain itu, penggabungan LSI dan LPI bisa menimbulkan ketidakadilan sekaligus kecemburuan. [tempo/lia]