Soloraya
Minggu, 3 Juli 2011 - 19:12 WIB

Minim murid, sejumlah SD di Karanganyar akan digabungkan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Sedikitnya dua sekolah dasar (SD) di Karanganyar terpaksa di-regrouping atau digabung lantaran sepi peminat. Sementara satu sekolah, yakni SMA PGRI 7 Gondangrejo terancam ditutup karena tidak diberi kuota menerima siswa didik baru pada tahun ajaran (TA) 2011/2012.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Nur Halimah, kepada wartawan akhir pekan lalu mengatakan dua sekolah yang terpaksa digabung adalah SDN Jumapolo 1 dan 2, SDN Cangakan 1 dan 3.
Nur Halimah menuturkan kondisi kedua sekolah dalam beberapa tahun terakhir semakin sepi peminat. Menurutnya hal ini dikarenakan kondisi sekolah yang berimpit dalam satu kompleks. Satu sekolah ramai peminat, namun disisi lain satu sekolah lainnya justru sepi peminat. Dia mencontohkan seperti halnya SD N Jumapolo 1 dan 2 yang satu halaman menyebabkan salah satu sekolah tidak laku. “Kondisinya sepi. Peminatnya memilih sekolah yang satunya, sementara sekolah satunya lagi yang sehalaman tidak dipilih,” tuturnya.

Advertisement

Nur Halimah menuturkan pihaknya tidak bisa serta merta melakukan regrouping. Ada proses panjang yang harus dilalui. Menurut dia, penggabungan dilaksanakan setelah dilakukan kajian mendalam dari berbagai aspek selain permintaan masyarakat. Dikatakan, kajian yang dilakukan melibatkan instansi lain seperti Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang akan mengkaji keberadaan personil pegawai di masing-masing sekolah.

“Namanya regrouping tidak mudah. Ada kajian nanti personil pegawainya akan ditempatkan dimana, selain ada persetujuan dari masyarakat,” jelasnya. Sehingga, dia menuturkan pelaksanaan regrouping diharapkan tidak menimbulkan masalah baru dikemudian hari. Nur Halimah menuturkan selain dua SD yang bakal digabungkan, ada satu sekolah yang pada tahun ajaran ini tidak diberi kuota menerima siswa didik baru. Sekolah tersebut adalah SMA PGRI 7 Gondangrejo.

Dia mengatakan tidak diberikannya kuota menerima siswa baru karena kondisi sekolah yang sudah tidak ada lagi peminatnya. Saat ini, dia mengatakan jumlah siswa hanya tinggal sekitar tujuh orang saja. Itupun hanya tinggal siswa kelas XI yang naik ke kelas XII. “Sekolah tutup dengan sendirinya. Memang sudah tidak ada peminatnya. Kalau ujian kasihan malah harus gabung dengan sekolah lain,” katanya.

Advertisement

isw

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif