News
Minggu, 3 Juli 2011 - 21:32 WIB

Calon menantu Sultan HB X dapatkan nama dan gelar baru

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - GANTI NAMA -- Calon menantu Sri Sultan Hamengku Buwono X, KPH Yudanegara bersama calon istrinya GKR Bendara berfoto seusai memberikan keterangan kepada wartawan perihal pemberian nama baru dan gelar kebangsawanan kepada kedua pasangan di Kraton Kilen, Kompleks Keraton Ngayogyakarta, Jogja, Minggu (3/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Desi Suryanto)

Jogja (Solopos.com) – Calon menantu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Achmad Ubaidillah,mendapatkan nama baru dan gelar kebangsawanan keraton. Calon istrinya, GRAj Nur Astuti Wijareni juga mendapat gelar baru.

GANTI NAMA -- Calon menantu Sri Sultan Hamengku Buwono X, KPH Yudanegara bersama calon istrinya GKR Bendara berfoto seusai memberikan keterangan kepada wartawan perihal pemberian nama baru dan gelar kebangsawanan kepada kedua pasangan di Kraton Kilen, Kompleks Keraton Ngayogyakarta, Jogja, Minggu (3/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Desi Suryanto)

Advertisement
Upacara wisuda pemberian nama pun berlangsung dengan khidmat di Keraton Yogyakarta, Minggu (3/7/2011). Mengenakan beskap warna hitam, Ubay, sapaan akrab Achmad Ubaidillah, menerima surat penetapan penggantian nama tersebut dari Pengageng Tata Cara Keraton, GBPH H Joyokusumo. Penetapan penggantian nama tersebut melalui surat bernomor 0031/KHPP/RW-VII/BE.1944.2011. Berdasarkan surat tersebut, Ubay mendapatkan nama KPH Yudanegara. Upacara wisuda Ubay diakhiri dengan pembacaan doa oleh ulama keraton.
Sementara, calon istrinya, GRAj Nur Astuti Wijareni atau akrab disapa Jeng Reni, juga mendapatkan nama baru. Putri bungsu Sultan HB X ini berganti nama menjadi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara.

“Untuk pemilihan nama ini sekarang berbeda dibandingkan dulu. Ngarsa Dalem (Sri Sultan HB X-red) membolehkan untuk memilih sendiri nama yang sesuai agar tidak kaboten jeneng (terlalu berat menyandang beban nama-red). Ya, kalau nanti Ngarsa Dalem yang memilihkan nama dan ternyata kaboten jeneng dan si penyandang nama malah sakit-sakitan, kan enggak baik. Karena itu, Ngarsa Dalem membolehkan untuk mencari nama sendiri,” jelas GBPH H Joyokusumo dalam jumpa pers seusai upacara wisuda pemberian nama.

Adik HB X ini memberikan contoh dirinya. “Saya menyandang nama Joyokusumo ini atas pilihan saya sendiri. Dulu, saya punya dua alternatif nama, yaitu Joyokusumo dan Pujokusumo. Dua-duanya saya ajukan kepada Ngarsa Dalem. Ternyata, Ngarsa Dalem mengabulkan nama Joyokusumo,” jelasnya.

Advertisement

Proses yang sama juga dilewati Jeng Reni dan Ubay. Calon mempelai ini diperbolehkan memilih dan mengajukan nama yang dikehendaki kepada Sri Sultan. Jeng Reni dan Ubay mengakui membutuhkan waktu lama sebelum menemukan nama yang pas. “Soalnya, nama ini akan kami sandang seumur hidup. Jadi, sebisa mungkin, kami memilih nama yang bagus,” jelas Jeng Reni. Setelah melalui proses pencarian, Jeng Reni memilih nama GKR Bendara dan Ubay memilih KPH Yudanegara. Menurut Jeng Reni, nama tersebut tak hanya dianggap cocok untuk dirinya, melainkan diharapkan juga bisa menjadi doa yang baik di masa depan.

“Saya sudah dapatkan nama Bendara ini sudah dapat sebulan lalu. Prosesnya dari mencari dan membaca sejarah keraton. Nama GKR Bendara paling berkesan. Insya Allah paling tepat,” tandas Reni. Sementara, Ubay mendapatkan nama Yudanegara justru atas masukan mantan atasannya, Tursandi Alwi. Menurut Tursandi Alwi, nama Yudanegara mendekati karakter Ubay, sehingga layak disandang Ubay.

awi

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif