Tokoh
Sabtu, 28 Mei 2011 - 08:45 WIB

Letkol (Inf) Widi Prasetijono serasa pulang kampung

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Letkol (Inf) Widi Prasetijono (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Letkol (Inf) Widi Prasetijono (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Baru beberapa hari terakhir perwira menengah ini menjabat pucuk pimpinan Kodim 0735/Surakarta. Serah terima jabatan (Sertijab) dari pejabat lama, Letkol (Inf) Agus Subiyanto juga baru dilakukan Rabu (25/5) lalu. Namun bagi Letkol (Inf) Widi Prasetijono menghirup udara Kota Bengawan serasa pulang kampung. Tidak ada rasa canggung, seluk beluk kota dan karakter wong Solo telah benar-benar dikenalnya.
Advertisement

Bapak tiga anak ini memulai karier kemiliterannya sebagai Danton Grup 2 Kopassus di Kandang Menjangan, Kartasura, pada 1995. Setelah beberapa kali berganti jabatan, tahun 2003 dia dipindahkan ke Grup 1 Kopassus Serang, Banten, sebagai Kasi Logistik. Delapan tahun merupakan waktu lebih dari cukup untuk mengenal bahkan jatuh hati pada Kota Solo. Kendati telah berpisah delapan tahun dengan Solo, dia tak pernah lupa kehangatan kota ini.

Juga gurih cita rasa bebek goreng Pak Slamet di Jl Slamet Riyadi Kleco, langganannya bersama istri, Novita Permatasari. Dulu, Dandim yang hobi renang dan tenis lapangan ini selalu menyempatkan diri mencicipi bebek goreng Pak Slamet, setidaknya sebulan sekali. Selain kesukaannya pada kuliner Solo, Widi juga jatuh hati pada lagu-lagu campursari. Satu lagu favoritnya, Nyidam Sari. Sebuah tembang romantis yang bertutur ihwal rasa cinta dan sayang kepada pasangan.

Laki-laki yang lahir 4 Juni 1971 di Trenggalek itu mengaku selalu terngiang tembang Nyidam Sari kendati belum bisa melantunkannya. Di mata pemegang sabuk merah bela diri taekwondo tersebut Solo merupakan daerah paling njawani se-Jawa Tengah (Jateng). Sementara mengenai tanggung jawab sebagai Dandim, Letkol Widi berharap Solo tetap damai, kreatif, sejahtera dan tentu tetap cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Poin mutlak yang tak bisa ditawar-tawar. Termasuk oleh kelompok NII.
Menurutnya NII pasti akan berusaha masuk ke dalam berbagai sendi dan lini kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali TNI. Untuk itu dia berharap aparat militer meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat juga tidak boleh lengah. Ketentuan bagi tamu yang hendak menginap supaya melapor kepada pengurus rukun tetangga (RT) dalam waktu 1×24 jam mesti dilaksanakan. Pengurus RT/RW juga harus peka terhadap warganya termasuk warga baru. Utamanya terhadap warga baru yang kurang bersosialisasi dan tertutup. “Kita harus bangkitkan kembali nilai kebangsaan khususnya di kalangan anak-anak. Supaya tidak dimasuki bermacam-macam ideologi yang berkembang saat ini,” pungkas dia.

Advertisement

Kurniawan

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif