Soloraya
Jumat, 27 Mei 2011 - 19:23 WIB

Wabah antraks merebak, warga banting setir

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Boyolali (Solopos.com)–Wabah antraks yang sempat merebak di Boyolali memberikan efek tajam kepada penjual sapi. Hingga kini, harga sapi masih saja terjun bebas.

Advertisement

Harga semakin turun tak terkendali dengan munculnya kasus antraks di Kecamatan Miri, Sragen baru-baru ini. Alhasil, warga pun harus banting setir untuk memenuhi kebutuhannya.

Kebanyakan warga beralih profesi menjadi petani. Hewan peliharaan terpaksa dijual salah satunya dengan alasan agar antraks tidak menular ke manusia. Diakui, akibat antraks harga sapi mengalami penurunan sangat drastis.

“Kami mau bagaimana lagi. Dampak antraks sangat besar bagi penjualan sapi,” terang salah satu peternak sapi Yazit. Ia menyampaikan uneg-uneg itu dalam acara serap aspirasi anggota DPRD  Suwardi di balai pertemuan Dusun Jaten, Desa Mojo, Kecamatan Andong, Jumat (27/5/2011).

Advertisement

Sebelum wabah antraks muncul, satu ekor sapi berukuran besar bisa laku dijual sekitar Rp 12 juta. Akan tetapi, pascamerebaknya antraks harga sapi di pasaran bisa jatuh hingga Rp 5 juta.

(rid)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif