News
Kamis, 26 Mei 2011 - 13:44 WIB

Menteri BUMN: Tarif listrik bisa tak naik

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Detikcom)

Ilustrasi (Foto: Detikcom)

Jakarta (Solopos.com)–Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan sebesar 10-15% untuk menekan anggaran subsidi. Namun kenaikan TDL bisa ditunda jika PT PLN (Persero) melakukan efisiensi dengan signifikan.

Advertisement

Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar ketika ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

“Saya kemarin bertemu PLN untuk rencana TDL untuk kemungkinan naik atau efisiensi atau penggunaan gas atau konversi BBM ke gas jadi dapat lebih murah dan sebagainya,” tutur Mustafa.

Mustafa mengatakan jika memang pemerintah terpaksa menaikkan TDL, maka PLN harus terus meningkatkan pelayanannya lebih baik lagi. “Pelayanan harus leih baik, biaya murah, efisiensi tinggi, loss rendah. Kita harapkan begitu,” imbuhnya.

Advertisement

Diakui Mustafa, memang saat ini PLN sedang kekurangan pasokan yang merupakan kunci untuk menekan biaya produksi listrik. “Kalau tersedia gas cukup kita jauh bisa tekan biaya produksi listrik, ini yang sekarang kita lihat,” jelas Mustafa.

Untuk mengamankan pasokan gas ke PLN, Mustafa telah berbicara dengan BP Migas dan Dirjen Migas Kementerian ESDM agar PLN mendapat alokasi gas yang cukup.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan PLN membutuhkan pasokan gas yang cukup. Sayangnya, pasokan gas PLN dari dalam negeri tersendat dan akhirnya perusahaan listrik ini terpaksa mengimpor dari Iran.

Advertisement

Karena itu, Dahlan pun melakukan penjajakan impor gas dengan beberapa negara seperti Iran. Dikatakan Dahlan, saat ini biaya pokok produksi listrik PLN mencapai Rp 1.010/kwh, dengan penggunaan gas, biaya ini bisa turun menjadi Rp 900/kwh.

Karena itu, PLN sangat memerlukan gas untuk pembangkit listriknya. Namun sampai sekarang belum ada kepastian soal pasokan gas di dalam negeri. Iran baru bisa memasok gas untuk PLN pada 2013 dengan kapasitas awal 750 MMSCFD.

Selain Iran, PLN juga menjajaki impor gas dari Qatar dan Australia. Namun menurut Dahlan, harga gas dari Iran lebih murah.

(Detikcom/nad)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif