Salatiga (Solopos.com) – Sejak pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) digelar pada 8 Mei 2011, hingga Rabu (25/5), Wakil Walikota (Wawali) Salatiga, Diah Sunarsasi, tiba-tiba “menghilang”.

Diah tak pernah menampakkan diri di kantornya di Jl Sukowati 51. Tak ada alasan jelas mengapa calon walikota yang hanya meraih suara terbanyak kedua itu tak lagi masuk kantor. Sebelum Pilkada, Diah cukup rajin mengikuti kegiatan seremonial, baik yang diselenggarakan Pemkot maupun kegiatan lain.

Namun pascapilkada, dalam upacara resmi peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digelar Pemkot pada 20 Mei lalu pun, ia tak hadir. Kondisi tersebut semakin menguatkan rumor yang menyebutkan perempuan kelahiran Nganjuk, Jawa Timur itu sakit.

Sejumlah kabar dari sumber tak jelas menyebutkan Diah sakit begitu mengetahui dirinya kalah dari pasangan Yuliyanto-Muh Haris (Yaris) dalam Pilkada, dengan selisih suara mencapai lebih dari 5.000 suara, sesuai rekapitulasi suara di tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tapi rumor itu langsung dibantah oleh dua ajudan Diah, Hendri dan Ida. Keduanya memastikan kondisi wanita kelahiran 50 tahun silam itu dalam keadaan sehat. Ditemui di ruang kerjanya yang berada di depan ruang kerja Wawali, Hendri menyebut Diah lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dinas, Jl Imam Bonjol.

”Memang sejak Pilkada kemarin Ibu belum masuk kerja. Masih banyak tamu yang menemui Beliau,” papar Hendri. Sejak Senin (23/5), lanjut Hendri, Diah pergi ke Jakarta untuk mengikuti sidang perselisihan hasil Pilkada Salatiga di Mahkamah Konstitusi. Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo, Rabu juga tidak masuk kantor. Menurut keterangan sejumlah PNS di sekitar kantor Walikota, termasuk petugas Satpol yang menjaga kantor walikota, John pergi ke luar Jawa.

kha

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif