Soloraya
Rabu, 11 Mei 2011 - 18:01 WIB

Fungsi mobil operasional tembakau dipertanyakan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MOBIL BARU -- Sejumlah mobil dinas baru berjajar di halaman Sekretariat Daerah Pemkab Boyolali dalam foto yang diambil beberapa waktu lalu. Mobil-mobil yang dibeli dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau itu dipertanyakan fungsinya oleh kalangan petani tembakau. (Espos/Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com) – Pengadaan tujuh mobil operasional Pemkab Boyolali dipertanyakan para petani tembakau. Mobil operasional itu dibeli dengan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT). Pengadaan mobil ini terkait adanya mobil dinas (Mobdin) baru untuk para camat se-Boyolali.

MOBIL BARU -- Sejumlah mobil dinas baru berjajar di halaman Sekretariat Daerah Pemkab Boyolali dalam foto yang diambil beberapa waktu lalu. Mobil-mobil yang dibeli dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau itu dipertanyakan fungsinya oleh kalangan petani tembakau. (Espos/Farida Trisnaningtyas)

Advertisement
“Kami tidak pernah diajak rembugan terkait pembelian mobil dengan menggunakan dana cukai tembakau,” papar Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Teguh Sambodo kepada wartawan, Rabu (11/5). Dia mengaku mengetahui pengadaan mobil dinas tersebut setelah membaca tulisan pada salah satu Mobdin.

Di bagian samping salah satu Mobdin tertera jelas tulisan mobil operasional DBHCHT. Padahal mobil tersebut dipergunakan untuk kegiatan operasional peningkatan tembakau. Tujuh mobil itu diperuntukkan tujuh kecamatan seperti Selo, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Banyudono, Sawit dan Boyolali Kota. “Mobil-mobil itu sedianya bukan untuk operasional camat. Akan tetapi, untuk peningkatan operasional tembakau,” tambahnya. Terkait Mobdin itu untuk operasional camat, pihaknya tidak tahu menahu.

Senada dengan Teguh, Tulus Budiyono, salah satu pelaku usaha tembakau menuturkan, dirinya mengetahui perihal penggunaan DBHCHT. “Sebagaian dana memang untuk pengadaan mobil operasional. Akan tetapi, pemakaiannya untuk peningkatan operasional tembakau,” terangnya. Selain itu, dana digunakan untuk talangan bagi petani untuk pengadaan bibit serta pupuk. Terkait pelaksanaannya, masih menunggu keputusan APTI.

Advertisement

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Boyolali, Wisnu Hermadi mengakui, adanya mobil-mobil yang dipergunakan untuk kegiatan operasional DBHCHT. Namun, ia tidak mau menjelaskan secara rinci peruntukan mobil tersebut. Di lapangan mobil-mobil itu justru dimanfaatkan untuk operasional camat.

“Pemanfaatannya seperti mobil dinas Distanbunhut ini. Kami memakainya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tuturnya. Namun, disinggung penggunaan mobil apakah bisa dipakai petani tembakau atau APTI, dia tidak menjelaskan secara rinci. Camat yang memakai mobil operasional DBHCHT dituntut untuk memiliki tanggung jawab lebih besar untuk memberdayakan petani tembakau di wilayahnya.

m90

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif